Bogor, MINA – Pimpinan Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah, KH. Abul Hidayat Saerodjie mengingatkan umat Islam untuk kembali bersatu dalam satu wadah kesatuan.
“Setiap kisah yang terjadi di masa Rasulullah adalah untuk mengingatkan kepada kita tentang arti persatuan dan persaudaraan sesama muslim,” ujar Abul Hidayat dalam khotban Shalat Idul Adha di Lapangan Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jum’at (19/).
Ia mengatakan, kisah-kisah di zaman Rasulullah, khususnya di akhir zaman kenabian menjadi ujian bagi persatuan umat Islam. Salah satu kisah yang terkenal di kalangan umat Islam, adalah ketika Rasulullah meminta kepada orang yang pernah disakiti agar membalasnya.
“Dalam hukum Islam ini disebut hukum Qisas, artinya balasan yang setimpal. Walaupun demikian, tidak satupun yang hadir berdiri menuntut Qisas kepada Rasulullah. Rasulullah lalu mengulangi tawarannya sampai tiga kali agar sahabat dan kaumnya tidak segan-segan melakukannya,” katanya.
Abul Hidayat mengungkapkan, ada seorang sahabat bernama Ukasyah menghampiri Rasulullah untuk melakukan Qisas.
“Ukasyah lalu bangkit dan hendak melakukan Qisas. Lalu dengan segera Ukasyah mengungkapkan maksud dan harapannya yang tiada lain agar tubuhnya bisa menempel dengan tubuh Rasulullah. Semoga tubuhmu menjadi penghalang api neraka yang menyuluh tubuhku,” kata Abul Hidayat.
Begitu semuanya sudah reda, kata Abul Hidayat, Rasulullah berkata, ketahuilah bahwa siapa yang ingin melihat ahli surga, maka lihatlah orang ini.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Mendengar kata Nabi, para sahabat lalu ramai-ramai memeluk tubuh Rasulullah sambil mencurahkan isak tangisnya. Kepada Ukasyah para sahabat berkata: Berbahagialah engkau telah menerima darajat yang tinggi. Dan engkau akan mendampingi Rasulullah di surga kelak,” kata Abul Hidayat.
Menurut Abul Hidayat, ini adalah salah satu kisah yang memperlihatkan bagaimana kokohnya persatuan umat Islam hingga akhir masa hidup Rasulullah. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah