Jakarta, 29 Rabi’ul Awwal 1437/9 Januari 2016 (MINA) – Seorang ulama Indonesia, KH. Abul Hidayat Saerodjie mengatakan, berdirinya Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, Palestina, merupakan bagian dari perjuangan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha yang saat ini masih dalam cengkeraman Zionis Israel.
Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi itu mengungkapkan, penyerahan secara simbolis RS Indonesia dari rakyat Indonesia kepada Palestina merupakan salah satu langkah awal menuju pembebasan Masjid Al-Aqsha
Menurutnya, meski pembangunan RS Indonesia sudah rampung, namun perjuangan para relawan Indonesia masih tetap berlanjut hingga Palestina terbebas dan Masjid Al-Aqsha jatuh ke pangkuan umat Islam.
“Tingkatkan terus kualitas ibadah dan amal sholih hingga Al-Aqsha dan Palestina terbebas,” tegasnya di sela acara Penyerahan Simbolis RS Indonesia di Gaza dari Rakyat Indonesia untuk Palestina di Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta, Sabtu (9/1).
Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai inisiator pembangunan RS Indonesia di Gaza, dalam pembangunannya bekerjasama dengan Pondok Pesantren (Ma’had) Al-Fatah Indonesia yang telah mengirim sekitar 43 relawannya ke Jalur Gaza saat pembangunan berlangsung.
Saat ini masih ada empat relawan Indonesia dari Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah yang masih mengemban amanah di RS Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, utara Gaza itu.
Ia menghimbau agar selalu beryukur dengan keberhasilan terbangunnya RS Indonesia, dan bangga kepada relawan-relawan yang telah berjuang dan terus mempertahankan kualitas yang terbaik.
Ia menambahkan penyerahan simbolis RS Indonesia ini dapat meningkatkan semangat dan solidaritas rakyat Indonesia dalam mendukung perjuangan Rakyat palestina untuk memperoleh kemerdekaannya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Dia mengharapkan, program RS Indonesia terus berlanjut hingga jangka panjang.
Acara penyerahan simbolis RS Indonesia Gaza Palestina dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi pembicara kunci, serta dihadiri Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan, Duta Besar Algeria, tokoh bangsa Adyakhsya Dault, budayawan Taufik Ismail, Ketua Aqsa Working Group (AWG) Agus Sudarmaji.
Acara tersebut juga dihadiri ratusan para donatur pembangunan RS Indonesia, serta para tamu undangan lainnya.
Pembangunan fisik RS Indonesia di Gaza mulai dikerjakan sejak 14 Mei 2011, dibangun di atas tanah seluas 16.261 m2, berasal dari wakaf pemerintah Palestina di Gaza.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Lokasi RS Indonesia itu berada sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel, sehingga sering dipantau oleh pesawat tempur tanpa awak (drone) Angkatan Udara penjajah Zionis Yahudi tersebut.
Rumah sakit itu terdiri dari dua lantai dan ruang bawah tanah. RS Indonesia memiliki 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang radiologi, dan sepuluh ruang perawatan insentif berkapasitas 100-150 pasien.
Fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza cukup lengkap, antara lain meliputi aneka peralatan medis berteknologi canggih, seperti alat bedah ortopedi dan CT Scan.(L/nrz)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)