Jakarta, MINA – Dai Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH. Abul Hidayat Saerodjie menyatakan bahwa wasiat di dalam Islam sejak masa Nabi Nuh hingga Rasulullah SAW kepada umatnya adalah menegakkan agama dan larangan berpecah belah di dalamnya.
Pemahaman itu ia sampaikan dalam ceramahnya di depan jamaah taklim di Masjid Al Hikmah, Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Ahad (5/11).
Ia mengutip Kitab Al-Quran Surat Asy-Syura ayat 13 yang terjemahannya berbunyi, “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu (Muhammad) agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).”
Menurut Pembina Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah Se-Indonesia itu, wasiat itu lahir secara turun menurun.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Kalau addin (agama) maknanya diambil dari cerita sahabat Abu Shofyan, maka artinya kerajaan, berarti para Nabi harus membangun kerajaan. Kalau harus berpahaman seperti itu, berarti banyak yang gagal menjadi raja saat ini,” ujarnya.
Menurutnya, banyak ulama di dunia yang masih belum bisa membedakan antara kenabian dan kerajaan. (L/Ann/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal