Aceh Tolak Sepakbola Wanita, Tidak Sesuai dengan Kearifan Lokal

Banda , MINA – Sejumlah komunitas ummat Islam di kota Lhokseumawe, Aceh, mendesak pemerintah untuk segera membatalkan kegiatan seleksi Liga Sepakbola Berjenjang Piala Menpora untuk remaja putri 2019 U-14, U-16 dan U-17, yang sedang berlangsung di Stadion PT Perta Arun Gas, Batuphat.

Mereka berdalih kegiatan tersebut melanggar Syariat Islam serta bertolak belakang dengan kearifan lokal Aceh.

“Kami menolak kegiatan kompetisi tersebut, karena bertentangan dengan penegakan Syariat Islam dan tidak sesuai adat istiadat masyarakat Aceh,” ujar Tgk Sulaiman Lhokweng, koordinator Forum Komunikasi Ormas Islam dan OKP Pendukung Syariat Islam Kota Lhokseumawe, Kamis (4/7).

Mereka juga menilai keterlibatan remaja putri dalam kompetisi merupakan bagian eksploitasi wanita Aceh.

Oleh sebab itu, mereka menuntut panitia penyelenggara lokal, Pemerintah Aceh dan pihak terkait lainnya, terutama Badan Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLSPI) Aceh untuk segera menghentikan kompetisi di Aceh.

Menanggapi hal tersebut, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Lhokseumawe mendesak turnamen sepak bola putri Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tingkat Provinsi Aceh agar dihetikan.

“Kami dari MPU Kota Lhokseumawe menolak terkait permainan sepak bola putri itu. Dan kami juga mendukung aksi yang dilakukan oleh organisasi masyarakat tersebut,” kata Ketua MPU Kota Lhokseumawe, Teungku Abu Bakar Ismail.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada pihak yang memberitahukan kepada MPU Lhokseumawe terkait adanya tim sepak bola perempuan tersebut.

“Kami berpesan hal ini jangan diadakan di Lhokseumawe, karena hal tersebut sangat bertentangan dengan syariat islam,” jelas Teungku Abu Bakar Ismail.

Selain itu, ia juga berharap kegiatan tersebut perlu tinjau ulang apalagi sepak bola perempuan. Perlu dilihat karena Aceh sendiri punya kekhususan berbeda dengan daerah lain.

“Kalau daerah lain mungkin diterima, tapi kalau di Aceh khususnya Kota Lhokseumawe tidak diterima, apalagi memakai pakaian yang tidak sesuai dengan norma islam,” imbuhnya.

Teungku Abu Bakar Ismail mengaku tidak berwenang untuk masalah eksekusi sendiri, dan hanya memberikan nasehat saja, karena yang berhak eksekusi itu intansi terkait atau Wilayatul Hisbah (WH). “Kami dari MPU Lhokseumawe hanya bisa menasehati saja kalau itu salah, dan akan lebih bagus di hentikan saja,” tegasnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memberikan dukungan untuk penghentian turnamen sepak bola putri Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tingkat Provinsi Aceh.

Nova Iriansyah menyampaikan penolakan melalui status di akun twitter miliknya (nova IR14NSYAH) yang diposting sejak kemarin.

Menurutnya, khusus di Aceh, tidak semua cabang olahraga harus diselenggarakan atau mengikuti turnamennya.

“Saya sepakat, tidak semua nomor dan cabang olah raga harus ada turnamennya di Aceh,” tulis Nova.

Pelaksanaan turnamen olahraga, kata Nova, tidak bisa dilaksanakan begitu saja tanpa melihat faktor-faktor lain yang ada di daerah.

“Harus patuh pada kearifan lokal,” ujarnya. (L/AP/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.