Banda Aceh, MINA – “Provinsi Aceh kembali membuka kesempatan investasi besar-besaran bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Aceh,” demikian Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh T Helvizar Ibrahim, saat menerima kunjugan kerja pejabat Konsulat Jenderal Singapura Medan Richard Grosse, di ruang kerja Sekda Aceh.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan terutama terkait investasi Singapura di Aceh. Saat ini kami terus berbenah untuk mempermudah investor berinvestasi di Aceh, Pemerintah Aceh menyambut baik jika Singapura ingin berinvestasi di Aceh,” ujar Helvizar, Selasa (19/2).
Helvizar mengungkapkan, Singapura adalah satu dari sekian banyak negara yang ikut membantu Aceh dalam rehabilitasi pasca gempa bumi dan tsunami 2004 silam, Singapura juga pernah membantu dalam proses pembangunan dermaga dan rumah sakit di Kabupaten Aceh Barat, Aceh.
Helvizar juga ikut memperkenalkan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) dan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, dan beberapa sektor komoditi unggulan seperti Kopra, kelapa sawit, dan tuna untuk investasi Singapura di Aceh.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Saat ini komoditi kopra sedang kita galakkan kembali, selain itu Aceh juga memiliki potensi minyak nilam dan kelapa sawit. Selama ini, Aceh baru mampu memproduksi pada turunan pertama saja. Misalnya saja minyak kelapa, kita baru mampu memproduksi Crude Palm Oil (CPO) saja,” ungkap Helvizar.
Padahal, jika semua produk turunannya mampu diproduksi di Aceh, maka potensi ekonominya tentu akan lebih besar. Selain itu, akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap.
Helvizar juga meminta agar Singapura berinvestasi di Aceh, terutama hilirisasi di industri sawit dan sektor lainnya..
Selain sektor industri, pemerintah Aceh juga terus membenahi sektor pariwisata. “Saat ini pariwisata menjadi primadona, sektor ini bahkan telah menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Dengan segala potensi yang dimiliki, Aceh sangat potensial untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia,” ungkapnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Selama ini, berbagai potensi wisata terus dibenahi dan dikembangkan di Aceh. Salah satu ikon pariwisata Aceh adalah Sabang yang terkenal dengan wisata alam, kuliner dan wisata alam bawah laut. Selain itu, wilayah Dataran Tinggi Gayo sebagai ikon agrowisata.
“Dataran Tinggi Gayo terkenal sebagai daerah penghasil kopi. Bahkan banyak brand internasional yang menggunakan bahan dasar kopi Gayo,” sebutnya.
Namun demikian, saat ini Aceh belum memiliki penerbangan langsung Aceh-Singapura. Menurut Helvizar, hal ini menjadi salah satu factor minimnya kunjungan wisatawan Singapura ke Aceh.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar Konjen Singapura dapat mengusahakan untuk membuka rute penerbangan Singapura Aceh maupun sebaliknya, hal ini tentu untuk menunjang kerjasama yang baik antara Aceh dan Singapura. (L/AP/P1 )
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng