ACT Kirim 70 Selimut dan adakan Trauma Healing bagi Korban Banjir Desa Seupang

Seupang, MINA – Komandan Posko Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banten Oka Imran mengatakan, ACT telah membantu para korban terdampak banjir, pihaknya telah mendirikan fasilitas dan bantuan logistik.

“Tadi kami kirim 70 selimut dan trauma healing setelah sebelumnya kami membuat dapur umum, logistik pangan,” katanya di lokasi, Ahad (19/1).

Salah satu lokasi yang terdampak banjir bandang di kawasan Banten adalah Kampung Seupang, Desa Sajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Ketinggian debit air yang menghantam desa tersebut lebih dari 8 meter.

“Banjir bandang, kalau diukur-ukur lebih dari 8 meter. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Ketua RW Amanat (70) di lokasi.

Sebelumnya, banjir pernah terjadi di desa tersebut, tapi untuk kedahsyatan terjangan air, ini merupakan yang pertama kali. Meski warga sempat kembali untuk menyelamatkan barang berharga sebelum kejadian itu, ntidak semuanya bisa diselamatkan kecuali yang nempel di badan.

Amanat juga menjelaskan, saat ini salah satu yang menjadi permasalahan di tenda pengungsi adalah kurangnya air bersih. Menanggapi hal itu, pihak ACT akan segera melakukan pengeboran sumur serta MCK untuk memberikan kemudahan kepada para warga.

“Air sudah kami komunikasikan dengan mitra kami fan berkomitmen akan bantu bersama para mitra kita untuk sama-sama membangun sumur. Sekarang di sini sudah ada satu dan rencananya kita akan bangun dua lagi,” ujarnya.

“Awalnya air biasa saja, sekitar jam 9 mulai naik, warga nggak kepikiran akan ada banjir. Pernah banjir tapi tidak seperti itu. Total 42 KK terdampak banjir dan saat ini ada 73 tenda yang menampung,” katanya.

“Yakinlah semuanya itu tidak ada yang kebetulan, pasti Allah sudah punya rencana, sesulit-sulitnya hidup kita saat ini masih ada orang lain yang hidupnya lebih susah,” kata Sastrawan dan Relawan ACT Akmal Nasery Basral.

Kepala MTS Miftahul Qulub dan tokoh desa Seupang, Mirja menyatakan sangat sedih ketika banjir bandang pada 1 Januari 20 itu. Tapi yang paling disesali hanyutnya 500 kitab-kitab.

“Kami sangat menyesalkan hilangnya kitab. Mungkin kitab bisa dibeli, tapi itu sudah banyak coret-coretannya,” katanya. (L/R8/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.