Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Action Aid: 77% Warga Palestina di Gaza Kekurangan Kebutuhan Dasar

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang hancur setelah serangan Israel di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.(Foto: AA)

Gaza, MINA – Direktur Dukungan dan Advokasi di Action Aid, Reham Al-Jaafari, Rabu (1/1), mengatakan bahwa 77% warga Palestina di Jalur Gaza yang dilanda perang kekurangan kebutuhan dasarnya.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Voice of Palestine dilaporkan WAFA, Al-Jaafari menambahkan, tiga bulan terakhir adalah yang paling berat bagi warga Palestina mengingat fakta bahwa barang-barang bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Jalur Gaza sangat terbatas dalam jumlah yang sedikit.

Selain itu, mereka juga mengalami kelaparan dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi meluas, runtuhnya sektor kesehatan, tenda-tenda yang usang dan kurangnya pasokan musim dingin.

Penjajah Israel telah melanjutkan serangan genosida di Jalur Gaza yang dilanda perang dengan mengabaikan sepenuhnya Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel dalam keputusan yang mengikat secara hukum untuk menghentikan serangan militernya di Rafah, yang dapat melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida.

Baca Juga: Awal Tahun 2025, Ratusan Ekstremis Yahudi Kembali Serbu Al-Aqsa

Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 45.553 warga Palestina dan melukai lebih dari 108.379 lainnya.

Selain itu, sedikitnya 10.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Agresi Zionis Israel juga mengakibatkan pemindahan paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa ke kota Rafah yang padat penduduk di selatan dekat perbatasan dengan Mesir – dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.[]

Baca Juga: Pejabat PBB: Israel Tolak Lebih dari 140 Permintaan Masuk Gaza Utara

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Sebut Israel ‘Musuh Paling Berbahaya’ bagi Jurnalis dan Pers di Palestina

Rekomendasi untuk Anda