Ramallah, MINA – Lembaga kemanusiaan yang bermarkas di Afrika Selatan dan Inggris, ActionAid menyatakan, kekerasan pemukim ilegal Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023 sangat mengerikan dan Inggris harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan terjadinya serangan ini.
Dalam laporan Wafa dikutip MINA, Jumat (19/4), ActionAid mendesak kelompok pemukim ilegal ekstremis Israel di Tepi Barat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan kekerasan menyusul gelombang serangan terhadap desa-desa Palestina.
Pada Jumat (12/4), seorang anak laki-laki Israel berusia 14 tahun dilaporkan hilang dan kemudian ditemukan tewas, dan ratusan pemukim ilegal ekstrimis Israel di Tepi Barat menyerbu setidaknya 17 desa Palestina sebagai tanggapan selama beberapa hari terakhir, membakar mobil dan rumah.
Gerombolan ekstrimis Israel bersenjata menembak mati dua warga Palestina pada hari Senin, menurut laporan dari Wafa.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Desa Al-Mughayar, yang terletak di timur laut Ramallah, merupakan salah satu daerah yang terkena dampak kekerasan tersebut.
Amin Abu Alia, kepala dewan desa al-Mughayar, mengatakan kepada ActionAid bahwa serangan pemukim ilegal Israel terhadap desa tersebut pada hari Jumat, yang menyebabkan satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, adalah insiden terbesar dan paling kejam yang pernah dihadapi masyarakatnya.
Dia mengatakan para pemukim ilegal Israel mengepung dan menyerbu desa, menggerebek rumah-rumah, membakar rumah dan mobil, dan mencuri sekitar 70 domba.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, para pemukim kemudian menembaki salah satu ambulans mereka ketika berusaha menjangkau orang-orang yang terluka dalam serangan itu, sementara kendaraan lain dicegah memasuki desa tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Ini adalah serangan terus menerus terhadap warga dan petani serta lahan pertanian. Para petani tidak dapat mencapai lahan mereka karena adanya penghalang jalan yang dipasang oleh penjajah yang membatasi pergerakan mereka. Kami tidak bisa memetik buah zaitun kami pada musim lalu.”
Sejak 7 Oktober 2023, terjadi peningkatan tajam serangan para pemukim ekstrimis Israel di Tepi Barat yang mengakibatkan tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga Palestina.
Sebelum serentetan serangan terbaru ini, UNOCHA telah mencatat total 727 serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina – 72 di antaranya mengakibatkan korban jiwa, 578 mengakibatkan kerusakan properti, dan 77 mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan properti.
Setidaknya sembilan warga Palestina telah dibunuh oleh pemukim ilegal ekstrimis Israel bersenjata sejak 7 Oktober lalu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Seruan Gencatan Senjata Permanen
Berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, pasukan Israel – sebagai otoritas pendudukan – berkewajiban melindungi warga sipil Palestina dari segala kekerasan, termasuk kekerasan pemukim ekstrimis.
Namun ActionAid memperingatkan, pasukan Israel tidak berbuat cukup untuk mencegah terjadinya serangan para pemukim ekstrimis atau melindungi warga Palestina selama serangan.
Sebuah video yang dibagikan oleh organisasi hak asasi manusia Israel Yesh Din, yang difilmkan di Deir Dibwan pada Sabtu lalu, menunjukkan pasukan Israel di dekatnya gagal melakukan intervensi ketika pemukim ekstrimis membakar sebuah mobil Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Menurut UNOCHA, hampir setengah dari seluruh serangan pemukim yang tercatat sejak 7 Oktober, pasukan Israel menemani atau dilaporkan mendukung para penyerang.
ActionAid menyerukan Israel untuk mengakui kewajiban hukumnya dan menjunjung tinggi hak dan perlindungan rakyat Palestina, termasuk memastikan hak milik pribadi seperti mobil dan rumah dihormati.
“Peningkatan kekerasan di Tepi Barat terjadi bersamaan dengan krisis di Gaza, dan ketika risiko konflik yang lebih luas di wilayah tersebut semakin besar, gencatan senjata permanen harus segera dilakukan untuk melindungi warga sipil di Gaza, Tepi Barat, dan wilayah yang lebih luas,” tulis pernyataan Action Aid.
Menurut lembaga kemanusiaan yang berkantor di Inggris itu, budaya impunitas bagi para pemukim ilegal ekstrimis Israel yang melakukan kekerasan harus diakhiri. Ketika krisis di Gaza terus berlanjut dan risiko konflik yang lebih luas di wilayah tersebut meningkat.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Inggris harus melakukan segala daya yang dimilikinya untuk mewujudkan gencatan senjata yang permanen dan segera, termasuk menggunakan segala cara diplomasi yang ada, seperti mengakhiri penjualan senjata ke Israel dan menjatuhkan sanksi,” katanya. (T/R1/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant