Jakarta, MINA – Dua hari setelah gempa besar yang mengguncang wilayah Halmahera, Maluku Utara (Malut) dengan kekuatan 7,2 skala richter pada Rabu (14/7), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut setidaknya sudah ada 93 kali gempa susulan.
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo kepada awak media di kantornya, Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (16/7) mengatakan, hingga hari ini, sudah ada 93 kali gempa susulan dengan 30 gempa di antaranya dirasakan kuat.
“Data yang masuk ke kami sudah ada 4 orang meninggal dunia, 51 orang luka-luka, 3.104 orang mengungsi, 971 rumah rusak berat, 7 unit fasilitas pendidikan rusak, 3 unit peribadatan rusak, 1 unit fasilitas kesehatan rusak, dan 3 unit jembatan rusak,” kata Agus.
Agus merinci, dari 3.104 orang yang mengungsi, mereka tersebar di 15 titik pengungsian, di antaranya, Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Halmahera Selatan, Masjid Raya, Kantor Lapas Halse, SMEA Amasing, Gunung Bobeo. Sisanya, berada di lokasi Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“BNPB akan memberikan dana siap pakai dan mengirimkan heli untuk penanganan darurat. Sementara untuk distribusi bantuan logistik untuk penguatan, baru akan sampai di titik-titik rawan pada Kamis, 18 Juli 2019,” katanya.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan sejumlah lembaga terkait, terus melakukan upaya penanganan darurat untuk meminimalisir jatuhnya jumlah korban yang lebih banyak lagi.
“Tim gabungan melakukan kaji cepat guna mendata tingkat kerusakan, jumlah pengungsi dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengungsi untuk ditindaklanjuti. Tim juga mendirikan dapur umur di Labuha untuk penanganan pengungsi,” katanya. (L/R06/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan