ADA SUKARNO DI JALAN PAKISTAN

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Syed Zahid Raza (Foto:Putri/MINA)
Duta Besar untuk , Syed Zahid Raza (Foto:Putri/MINA)

Jakarta, 3 Jumadil Akhir 1436/23 Maret 2015 (MINA) – Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Syed Zahid Raza mengungkapkan kedekatan hubungan Pakistan dan Indonesia yang terjalin sejak dulu, termasuk disematkannya nama di jalan-jalan Pakistan hingga hari ini.

“Di jalan, di gang ada nama presiden Sukarno di Pakistan, ini bukti kedekatan kita sejak dulu,” katanya dalam wawancara dengan Radio Silaturahim (Rasil)  pada program mingguan Buka Mata Buka Telinga (BMBT), Ahad (22/03).

Menurutnya, Pakistan dan Indonesia yang tahun kemerdekaannya berdekatan, memiliki hubungan historis yang panjang, terlebih keduanya dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dunia.

“Indonesia dan Pakistan tidak dapat dilupakan, karena kerjasama dan hubungan baik yang terjalin sejak ,” ujar Zahid.

Dia mengatakan, sejak zaman presiden  pertama dan sampai saat ini pun, kedua negara tetap berhubungan baik dalam berbagai bidang.

“Apalagi presiden Sukarno, namanya pun dijadikan sebagai nama jalan dan terus kami ingat,” ungkapnya.

Indonesia dan Pakistan mempunyai hubungan yang baik, hal ini terlihat  bahwa Pakistan merupakan salah satu negara pilihan bagi upaya diversifikasi dan peningkatan eskpor produk non-migas Indonesia, khususnya komoditi CPO, teh, kertas, suku cadang kendaraan bermotor, permesinan, baja dan produk kimia yang saat ini menjadi produk impor utama Pakistan.

Soekarno di Pakistan

Pakistan begitu menghormati Bung Karno. Ada dua tempat di Pakistan yang dinamai dengan namanya yakni Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore.

Penamaan Soekarno ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara. Pakistan sangat segan kepada sosok Bung Karno.

Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Bung Karno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India di tahun 1965. Sebaliknya, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia. (L/P007/R04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0