ADAB makan dalam Islam bukan sekadar aturan, tetapi juga merupakan cerminan dari keimanan seseorang.
Ajaran ini mencakup aspek spiritual dan sosial yang bertujuan untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir-akhir ini, pembahasan tentang etika makan menjadi topik hangat, terutama di tengah meningkatnya kesadaran umat Muslim terhadap pentingnya menerapkan sunnah Rasulullah ﷺ dalam kehidupan mereka.
Berikut adalah adab-adab makan menurut Islam yang dilengkapi dengan dalil-dalilnya.
Baca Juga: Ketika Rumah Tangga Retak Karena Ego yang Tak Terjaga
1. Membaca Basmalah Sebelum Makan
Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk memulai segala aktivitas dengan menyebut nama Allah. Hal ini juga berlaku saat makan.
Dalil:
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: “إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Baca Juga: Ekopedagogi Islam, Belajar dari Alam yang Tergenang
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian hendak makan, maka hendaklah ia menyebut nama Allah. Jika ia lupa, maka ucapkanlah ‘Bismillah fii awwalihi wa aakhirihi.’” (HR. Abu Dawud).
2. Makan dengan Tangan Kanan
Islam mengajarkan untuk menggunakan tangan kanan saat makan, karena tangan kiri digunakan untuk hal-hal yang kurang bersih.
Dalil:
Baca Juga: Trump dan Kejujuran yang Menelanjangi Dosa-dosa AS
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: “إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Jika minum, maka minumlah dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kiri.” (HR. Muslim).
3. Tidak Berlebihan dalam Makan
Islam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan, termasuk dalam urusan makan. Makan berlebihan dapat membawa kemudaratan bagi tubuh.
Baca Juga: Bulan Solidaritas Palestina, Terus Bergerak untuk Al-Aqsa dan Palestina
Dalil:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31).
4. Makan Secara Bersama-sama
Baca Juga: Ketika Cinta Tak Lagi Bernilai: Perceraian Jadi Jalan Cepat
Makan bersama tidak hanya menguatkan ukhuwah, tetapi juga mendatangkan keberkahan.
Dalil:
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: “طَعَامُ الْوَاحِدِ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ، وَطَعَامُ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الأَرْبَعَةِ، وَطَعَامُ الأَرْبَعَةِ يَكْفِي الثَّمَانِيَةَ
Artinya: “Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang, makanan untuk dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan untuk empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Reffleksi 108 Tahun Deklarasi Balfour, Pendudukan Semakin Brutal
5. Tidak Mencela Makanan
Mencela makanan adalah tindakan yang dilarang, karena makanan adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri.
Dalil:
مَا عَابَ النَّبِيُّ ﷺ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Baca Juga: Ketika Dunia Riuh, Tapi Hati Masih Sepi
Artinya: “Rasulullah ﷺ tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya, dan jika tidak, beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adab makan dalam Islam bukan hanya sekadar tata cara, tetapi juga sebuah ibadah yang mengandung banyak hikmah.
Dengan mengikuti tuntunan ini, umat Muslim tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga menggapai keberkahan hidup.
Yuk, mulai praktikkan adab makan sesuai ajaran Rasulullah ﷺ dan jadikan aktivitas makan sebagai jalan menuju ridha Allah! []
Baca Juga: Logika Ketuhanan Isa AS, Meluruskan Kesalahpahaman Trinitas dalam Cahaya Al-Qur’an
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic