Adab Tidur Agar Allah Ridha

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Bagi seorang muslim, semua sisi kehidupannya bisa bernilai ibadah di mata Allah Ta’ala. Syaratnya, lakukan semua amal kebaikan itu karena Allah semata dan bukan karena ada motif lainnya. Salah satu hal kecil mungkin yang sering kali dilupakan adalah masalah dan bangun.

Dalam Islam, tidur dan bangun mempunyai (etika). Jika etika itu dilakukan, maka Insya Allah tidur dan bangunnya menjadi penuh makna (berpahala dan mendapat ridha Allah). Berikut ini adalah beberapa adab agar tidur dan bangun seorang muslim mendapat pahala dari Allah.

Pertama, sebelum tidur (memejamkan mata), alangkah baiknya jika melakukan muhasabah terlebih dulu. Dalam sebuah riwayat, panglima yang mendapat gelar ‘Singa Allah’ Khalid bin Walid, dikisahkan, sebelum ia tidur, selalu melakukan muhasabah. Jika sekaliber panglima Khalid bin Walid saja selalu bermuhasabah sebelum tidurnya, lalu apalagi kita hari  ini yang tentu saja levelnya masih sangat jauh dari para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Evaluasilah segala perbuatan yang telah kita lakukan di siang hari. Lalu jika terdapat perbuatannya baik, maka hendaknya memuji kepada Allah Ta’ala dan jika sebaliknya, maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

Kedua, segeralah tidur sesegera mungkin, berdasarkan hadis yang bersumber dari `Aisyah ra “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat.” (Muttafaq `alaih).

Tentu saja, segera tidur itu yang dimaksud adalah jika tidak ada hal penting lain yang perlu dimusyawarahkan, maka sebaiknya tidurlah segera selepas shalat Isya. Betapa banyak orang yang tidurnya di larut malam, tetapi bukan bermaksud untuk zikrullah. Malah sebaliknya begadangnya bukan untuk ribath (berjaga-jaga) di jalan Allah, tapi untuk menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal kurang atau tidak bermanfaat.

Ketiga, alangkah baiknya berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin Azib ra menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Bila kamu akan tidur, maka berwudhu’lah sebagaimana wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

Berwudhu’ artinya menyucikan diri sebelum tidur. Lalu berbaringlah ke sebelah kanan. Menurut ilmu kesehatan, tidur dengan miring ke kanan akan memberikan manfaat yang sangat banyak. Salah satunya adalah membuat lambung tidak bisa bekerja lebih efektif dan nafas lebih lancar.

Keempat, kibaskanlah sperei tiga kali sebelum berbaring. Hal itu berdasarkan hadis dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Shallallhau ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…”  Di dalam satu riwayat dikatakan, “tiga kali.” (Muttafaq `alaih).

Dalam penjelasan yang lain, sesungguhnya bisa jadi di atas tempat tidur itu ada anak-anak jin. Karena itu perlu dikibaskan dulu tempat tidur itu agar mereka bisa pergi dari tempat itu. Sebab jangan sampai saat seseorang tidur, maka ia tidur bersama dengan anak-anak jin.

Kelima, jangan tidur tengkurap. Abu Dzar ra menuturkan, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda, “Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Nauzubillah, sadarlah kita, ternyata tidur tengkurap itu adalah bentuk tidurnya ahli nar (penghuni neraka). Semoga Allah Ta’ala memaafkan kesalahan kita bila selama ini tidur tengkurap dengan sengaja.

Keenam, makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadis yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Siapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.” (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Siapa yang akan menjamin jika ia terjatuh dari atas karena tidur di atap rumahnya? Ada orang yang saat tidur, ia bisa membolak balik badannya ke sana kemari. Dikhawatirkan saat ia membolak balikkan badannya, ia terjatuh lalu meninggal dunia. Inilah mengapa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya melalui hadis di atas.

Ketujuh, menutup pintu, jendela dan memadamkan api juga lampu sebelum tidur. Dari Jabir ra diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.” (Muttafaq’alaih).

Betapa indahnya anjuran Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Hingga bejana-bejana yang belum tertutup pun dianjurkan agar segera ditutup jika akan tidur. Termasuk, lampu yang menyala juga agar dimatikan sebelum tidur. Lampu yang menyala di sini adalah lampu di kamar tidur kita atau di mana tempat kita tidur.

Kedelapan, jangan lupa bacalah ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.

Hal ini berdasarkan hadis tentang kisah Abu Hurairah Radhiallahu’anhu yang diajari oleh syaithon tentang ayat kursi bahwa membaca Ayat Kursi sebelum tidur adalah upaya agar terhindar dari kejahatannya. Di ahir hadis itu syaithon berkata, “Jika engkau membacanya, maka Allah senantiasa akan menjagamu dan syaithon tidak akan mendekatimu hingga pagi.” (HR. Al-Bukhariy – Fathul Baarii 4/487).

Kesembilan, membaca do`a – do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti: “Allaahumma qinii yauma tab’atsu ‘ibaadaka” “Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu.” Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani).

Dan juga membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya  “Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari).

Kesepuluh, bila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini:

“A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.” “Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Kesebelas, hendaknya bila bangun tidur membaca: “Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa wa ilaihinnusyuuru” “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari).

Demikian beberapa adab yang sejatinya bisa diamalkan oleh setiap muslim sebelum tidur dan setelah bangun tidur. Tidur akan menjadi ibadah. Berpahala dan menyehatkan jika adab-adab yang di ajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas bisa diamalkan, Iinsya Allah. (A/RS3/P1)

 

Mi’raj New Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.