Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADANYA TERORISME KARENA TIDAK SEIMBANG SEMANGAT DAN PENGETAHUAN

Widi Kusnadi - Selasa, 29 September 2015 - 20:06 WIB

Selasa, 29 September 2015 - 20:06 WIB

470 Views

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris (foto: MINA)
Direktur <a href=

Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris (foto: MINA)" width="300" height="214" /> Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris .(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, 15 Dzhulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan, terjadinya terorisme salah satunya disebabkan karena ketidakseimbangan antara semangat dengan pengetahuannya tentang agama.

“Jika seseorang memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang (jihad) sementara tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup tentang ilmu-ilmu agama maka mereka sangat rentan terpengaruh paham-paham radikal yang menyebabkan terjadinya aksi terorisme,” kata Profesor Universitas Indonesia (UI) itu dalam acara peluncuran buku “Islam dan Terorisme: Antara Imajinasi dan Kenyataan” di Gedung Pascasarjana UI Salemba, Selasa (29/9).

Lebih lanjut ia menyatakan, sebenarnya tidak ada hubungannya antara ajaran agama dengan terorisme. “Semua agama, terutama Islam sama sekali tidak mengajarkan terorisme, bahkan Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang kepada semua umat manusia,” paparnya.

“Salah satu contoh ajaran Islam, kita dilarang menghardik anak yatim. Menghardik saja dilarang, apalagi membuat seseorang menjadi yatim, itu sangat dilarang,” imbuhnya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Saat ini usaha-usaha yang dilakukan BNPT untuk menganggulangi terorisme di Indonesia dengan melakukan empat hal yakni pencegahan radikalisasi, ideologi, narasi dan propaganda.

“Tentang counter narasi, kita melakukannya dengan mengadakan diskusi, seminar dan penulisan buku tentang penanggulangan terorisme seperti yang saat ini kita lakukan,” tambahnya.

Sementara itu, Kasubdit Bidang Resosialisasi dan Rehabilitasi (Resoshab) Direktorat Deradikalisasi BNPT, Werijon menyatakan, teroris tidak selalu identik dengan Islam, buktinya di Irlandia, masyarakat di sana memiliki stigma pelaku terorisme dilakukan penganut Katolik atau Protestan sehingga orang-orang lebih aman jika mengaku mereka atheis.

“Mengenai dakwah Islam kepada orang-orang yang mengalami Islamofobia. Mari kita dakwahkan Islam ini dengan bahasa yang mereka pahami, bukan memaksa mereka mengerti bahasa kita,” tegasnya. (L/R03/R05)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Sosok
Indonesia