Jakarta, 17 Rabi’ul Akhir 1437/27 Januari 2016 (MINA) – Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengatakan, kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah kodrat manusia yang harus dimaklumi keberadaannya.
“Sebagian mengatakan, LGBT melanggar fitrah manusia. Untuk ini, saya hanya bisa mengatakan, tergantung apa interpretasi kita mengenai fitrah manusia. Apa yang kita sebut sebagai kodrat manusia, misalnya saja perempuan adalah ibu rumah tangga, ayah pencari nafkah, adalah hasil konstruksi budaya manusia. Saya kira hal demikian harus dimaklumi,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melalui pesan singkatnya, Rabu (27/1).
MINA mewawancarainya sehubungan pernyataan Mendikti dan Ristek M. Nasir yang tak menginginkan adanya LGBT di kampus-kampus, tapi kemudian menteri telah membantah pernyataannya itu.
Lagipula, kata Ade, kalau yang difitrahkan adalah hanya perasaan cinta antar jenis, bagaimana mungkin ada perasaan cinta sesama jenis yang tumbuh tanpa paksaan atau keterdesakan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Ilmuwan sudah menemukan bahwa perasaan cinta sesama jenis adalah hasil dari kombinasi kompleks antara gen dan kondisi lingkungan,” ujarnya.
“Jadi faktor lingkungan memang berpengaruh tapi ada juga faktor-faktor biologis yang berperan. Dengan kata lain, kecenderungan menjadi gay di kalangan sebagian gay memang sudah ada sejak lahir. Siapa yang memberikan gen-gen itu? Ya Tuhan lah,” imbuhnya.
Menurutnya, LGBT berbeda dengan tindak kejahatan yang memang merugikan umat manusia, seperti pencurian, korupsi, penindasan, pembunuhan, penyiksaan, perkosaan atau bahkan perzinahan.
“Karena itu, kenapa kaum LGBT harus diperlakukan seperti layaknya para pelaku kejahatan?,” keluhnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sebelumnya, pada pertengahan tahun lalu, Ade yang juga aktif sebagai dosen di Universitas Paramadina itu juga mempertanyakan status haram dalam Islam terkait LGBT. Menurutnya, Allah tidak mengharamkan LGBT.
“Apapun sikap kita, dalam dunia yang mengalami globalisasi isu LGBT memang secara tak terhindarkan akan mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Karena itu menjadi penting bagi umat Islam untuk membicarakan kembali cara pandang terhadap LGBT, termasuk bilamana perlu meninjau kembali sikap yang sudah tertanam selama ini,” katanya dalam sebuah artikel yang dimuat Madinaonline.id.
Yang lebih pasti ditolak oleh Nabi Muhammad, kata Ade, adalah perilaku sodomi, baik yang dilakukan pasangan homoseksual ataupun pasangan heteroseksual. “Kesimpulan ini terutama terbaca dalam sejumlah hadis Nabi,” pungkasnya. (L/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain