Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adhyaksa Dault: Selamatkan Generasi Muda dari LGBT

Rendi Setiawan - Sabtu, 30 Januari 2016 - 01:43 WIB

Sabtu, 30 Januari 2016 - 01:43 WIB

280 Views

(dok. Republika)
(dok. Republika)

(dok. Republika)

Jakarta, 20 Rabi’ul Akhir 1437/30 Januari 2016 (MINA) – Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault yang juga mantan menteri pemuda dan olah raga era SBY mengatakan, generasi muda Indonesia harus diselamatkan dan dijauhkan dari pengaruh Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang dalam beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan.

“Mari selamatkan generasi muda Indonesia untuk tidak menjadi LGBT. Marilah kita membangun bangsa ini dalam kebersamaan tanpa harus saling menyakiti satu sama lainnya. Perlu ditekankan bahwa persoalan LGBT adalah persoalan kita semua,” katanya dalam sebuah artikel yang dimuat melalui akun Facebook-nya pada Jum’at (29/1).

Dia mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari yang sangat heterogen, dirinya mengaku menghormati orang-orang yang sudah menjadi LGBT. Namun, ia menegaskan tidak setuju dengan LGBT.

“Jika mereka atau ada orang-orang yang berkampanye agar hak-hak LGBT ini dihormati sebagai warga negara, tentunya kita mendukung. Namun, jika mereka berkampanye mempromosikan LGBT yang memungkinkan anak-anak Indonesia tertarik untuk menjadi LGBT, inilah yang harus ditentang,” paparnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Cara menentangnya, kata Adhyaksa, tentu saja jangan menggunakan kekerasan ataupun kebencian. Tetapi dengan berdialog dalam suasana kebatinan sebagai satu anak bangsa bernama Indonesia.

“Sekali lagi, jika pijakan dasar yang kita gunakan adalah kemaslahatan dalam berbangsa, tentunya tak perlu ada kekerasan yang mencuat. Kalau ada kekerasan, serahkan kepada aparat berwenang untuk memerosesnya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menyikapi persoalan LGBT, rujukan yang dipegang adalah ajaran agama Islam, Pancasila, UUD 1945, dan Trisatya serta Dasa Dharma Pramuka.

Dari hasil obrolan terkait masalah ini, ia mengaku mendengar ada pendapat yang menyebut perilaku LGBT lahir karena adanya faktor bawaan. Faktor lainnya karena adanya trauma, bawaan lingkungan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Pendapat ini sudah disampaikan oleh banyak pakar,” katanya.

Berangkat dari faktor-faktor tersebut, Adhyaksa berharap adanya usaha masyarakat untuk bisa mencegah LGBT dengan kebaikan dan usaha itu dilakukan secara terus-menerus untuk menjelaskan bahwa perilaku LGBT itu menyimpang.

“Insting saya sekarang ini melihat adanya kecenderungan sekelompok orang supaya orang lain seperti dirinya. Lalu, ada juga keinginan untuk memperbesar komunitas LGBT ini lewat bermacam cara. Tentunya, hal ini harus kita waspadai dan harus dicegah dengan dialog tadi. Tapi, untuk kali kesekian, jangan musuhi mereka! Ajaklah mereka untuk bisa memahami kembali nilai-nilai yang kita anut di negeri ini,” jelasnya.

Seperti diketahui bersama, beberapa waktu lalu, kelompok Study Group and Resources Center on Sexuality Studies (SGRC) menyita perhatian publik usai poster mereka soal konseling dan edukasi terhadap kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) beredar di dunia maya.  Selain di UI, SGRC juga kini berdiri di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (L/P011/R02)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Khadijah