Banda Aceh, MINA – Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Dewan Dakwah Aceh menggelar tasyakuran dan pengukuhan 12 mahasiswa angkatan kelima tahun akademik 2019/2020 di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (18/8).
Mareka masing-masing berasal dari Aceh Singkil sebanyak empat orang, Subulussalam enam orang dan Aceh Selatan dua orang.
Prosesi pengukuhan dilakukan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan, MCL MA yang didampingi Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR MEd dan Sekretaris ADI, Dr Abizal M Yati, Lc MA beserta para Wakil Direktur ADI lainnya.
Tasyakuran dan pengukuhan itu juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Dosen UIN AR Raniry, Dr Jauhari Hasan, MSi dengan judul “Peran Dai Dalam Menjawab Tantangan Dakwah Pada Masa Pendemi Covid-19.”
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Ketua Panitia yang juga Wakil Direktur II ADI Aceh, Zulfikar Tijue SE dalam laporannya mengatakan ADI Aceh sudah berjalan selama enam tahun dan telah melahirkan 63 alumni.
Setelah selesai di ADI Aceh, mareka melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd. Natsir di Jakarta.
“Sebanyak tiga mahasiswa Alumni ADI Aceh telah menyelesaikan program S1-nya di STID Mohd. Natsir. Saat ini ketiganya sedang melakukan pengabdian di Aceh dan luar Aceh,” kata Zulfikar.
Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR MEd dalam sambutannya mengatakan lahirnya ADI Aceh dikarenakan adanya kerisauan ketika melihat kondisi ummat terutama di daerah pedalaman dan perbatasan Aceh yang sudah lalai dari kewajiban yang diperintahkan kepadanya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Ia juga berpesan nantinya setelah menyelesaikan kuliahnya agar pulang kembali ke kampung asalnya untuk membantu masyarakat di sana.
“Kepada para lulusan kami sangat berharap agar dapat menjadi pembela akidah. Selain itu juga mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di tengah-tengah masyarakat,” tegas Muhamad AR.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA mengajak semuanya untuk bersatu padu demi kejayaan Islam dan bangsa Islam.
“Islam tidak pernah memberi peluang untuk berpecah belah dan bercerai berai. Islam senantiasa bersatu padu antar sesama,” kata Tgk Hasanuddin.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Kepada para lulusan ia berpesan untuk menjaga tiga perkara agar selamat di dunia dan akhirat. Diantaranya adalah menjaga akidah islamiyah, menjaga syariah dan menjaga ukhuwah.
“mari bergabung dengan gerakan dakwah untuk menghalangi gerakan lainnya. Semoga saja usaha kita bersama untuk kemajuan dan kejayaan islam serta agar Aceh terlepas dari ideologi lain, dimudahkan urusannya,” jelas Tgk Hasanuddin.
Acara itu ditutup dengan sambutan secara jarak jauh melalui teleconference oleh pimpinan Dewan Dakwah Pusat yang diwakili oleh Ketua Bidang Pendidikan, Dr Imam Zamroji, MA. Ia meminta alumni ADI untuk menjadikan kerja dakwah sebagai profesi utama. Adapun profesi lainnya haruslah dalam dan untuk rangka dakwah.
“Selain itu Dewan Dakwah Pusat juga berharap agar Dewan Dakwah Aceh dapat terus meningkatkan kuantitas dam kualitas kader dari alumni ADI. Sehingga suatu saat dapat ditingkatkan status kelembagaannya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID),” pungkas Imam Zamroji.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Dalam kegiatan tersebut juga ditetapkan lulusan terbaik ADI Aceh tahun akademik 2019/2020, yaitu Jamluddin dari Aceh Selatan. Kepadanya diberikan penghargaan yang diserahkan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA. (L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September