Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afghanistan Belajar Merawat Perdamaian dari Indonesia

Rana Setiawan - Selasa, 21 November 2017 - 23:22 WIB

Selasa, 21 November 2017 - 23:22 WIB

171 Views

(Foto: Rana/MINA)

(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, MINA – Sejumlah ulama dan cendikiawan Muslim yang tergabung dalam delegasi High Peace Council (HPC) atau Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan yang dipimpin langsung ketuanya, Mohammad Karim Khalili, melakukan kunjungan ke Indonesia.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari cara Indonesia memupuk toleransi dan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.

Ketua HPC Afghanistan Mohammad Karim Khalili sangat menyambut baik peran Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim di dunia dalam menengahi konflik yang terjadi di Afghanistan.

Selain membantu proses perdamaian di Afghanistan, Khalili mengakui bahwa pengalaman Indonesia dalam mewujudkan toleransi antar suku, budaya dan agama sangat penting. “Pengalaman Indonesia ini sangat penting bagi negara kami dan akan menerapkannya,” kata Khalili pada acara dialog HPC Afghanistan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Jakarta, Selasa (21/11).

Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Dia juga menyadari pentingnya peranan ulama Indonesia. Dia sangat berharap Indonesia dapat membantu mencapai perdamaian dan stabilitas di Afghanistan melalui kerja sama dengan para ulama.

Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin mengharapka, kunjungan HPC Afghanistan ini dapat mempererat hubungan persaudaraan antara kedua negara, terutama saling bersinergi antar ulama dan tokoh agama dalam membantu menyelesaikan konflik serta merajut rekonsiliasi menuju perdamaian yang berkelanjutan.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, dialog yang dihadiri perwakilan ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia dan delegasi HPC Afghanistan ini ingin mentranformasikan pengalaman Indonesia yang berhasil merawat kemajemukan dalam bingkai persatuan kepada Afghanistan dalam mewujudkan perdamaian.

Dialog tersebut juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin, Duta Besar RI untuk Afghanistan yang berkedudukan di Kabul, Mayjend Arief Rachman MD, dan Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia dan Asean HE Roya Rahmani

Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi

Kunjungan Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang berlangsung April 2017. Delegasi juga dijadwalkan akan berkunjung ke Masjid Istiqlal, Pondok Pesantren Darun Najah dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sebelum menggelar dialog, HPC Afghanistan diterima Presiden Joko Widododi Istana Kepresidenan Bogor. Presiden kemudian menjamu delegasi Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan di sebuah kafe yang berada di kawasan Kebun Raya Bogor. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Afghanistan merupakan mitra penting Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, khususnya melalui penyebaran nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin serta dialog antarkepercayaan.

Salah satu wujud dari peran Indonesia dalam proses pembangunan perdamaian di Afghanistan adalah melalui kehadiran Indonesia Islamic Center, yang menyebarkan ajaran nilai-nilai Islam yang moderat. (L/R01/RI-1)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Khadijah
Indonesia
Indonesia