Kabul, 19 Syawwal 1437/24 Juli 2016 (MINA) – Pemerintah Afghanistan menetapkan hari berkabung nasional setelah serangan bom bunuh diri di tengah aksi demonstrasi damai ribuan warga Syiah Hazara di Kabul Sabtu kemarin (23/7).
Serangan bom yang diklaim oleh kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) itu sedikitnya menewaskan 80 orang demonstran.
Menurut pihak berwenang Afghanistan, setidaknya 231 orang juga terluka, sebagian dalam kondisi kritis, demikian Press TV memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Polisi mengatakan, salah satu penyerang berhasil meledakkan bom, sementara yang kedua hanya berhasil meledak sendiri. Seorang penyerang ketiga ditembak mati oleh pasukan keamanan sebelum meledakkan rompinya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Presiden Ashraf Ghani mengutuk pengeboman dan mengatakan ia “sangat sedih” oleh serangan itu.
Sebelumnya, penyelenggara demonstrasi telah diperingatkan untuk membatalkan protes mereka setelah intelijen mengatakan bahwa serangan mungkin terjadi.
Daud Naji dari Gerakan Enlighten yang mengatur protes terhadap proyek listrik yang kontroversial, mengatakan, pemerintah telah mengatakan kepada mereka bahwa ada “risiko tinggi” terjadinya serangan.
Ia mengatakan bahwa mereka telah membatalkan sembilan dari 10 rute yang direncanakan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Setelah serangan, pemerintah telah melarang semua jenis protes dan pertemuan massa selama 10 hari.
Protes terjadi karena proyek saluran listrik yang awalnya melewati provinsi miskin Bamiyan dan Wardak, wilayah mayoritas etnis Hazara, kemudian dialihkan oleh pemerintah dengan dalih pemotongan biaya dan jalur didesain ulang. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia