Abuja, 8 Sya’ban 1437/15 Mei 2016 (MINA) – Kekuatan regional Afrika Barat dan Barat berkumpul di Nigeria membahas perang melawan kelompok bersenjata Boko Haram. Sebelumnya, PBB mengatakan kelompok bersenjata di Nigeria itu menjadi ancaman besar bagi keamanan di Afrika Barat.
Para pemimpin dari Benin, Kamerun, Chad, dan Niger di antara para delegasi. Hadir pula Presiden Perancis Francois Hollande dan diplomat tinggi dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa.
Femi Adesina, penasihat media Presiden Nigerian mengatakan, para pemimpin dijadwalkan menandatangani “perjanjian baru pertahanan lebih lanjut” sebagai bagian dari pertemuan puncak keamanan regional di ibukota Nigeria, Abuja.
Pemerintah Nigeria mencari kerjasama militer yang lebih kuat untuk mengakhiri tujuh tahun kekerasan di timur laut negeri itu, yang telah menewaskan sedikitnya 20.000 orang dan memaksa lebih dari 2,6 juta orang meninggalkan rumahnya.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/5) mengatakan, pembicaraan akan membantu mengembangkan strategi yang komprehensif untuk mengatasi krisis pemerintahan, keamanan, pembangunan, dimensi sosial-ekonomi dan kemanusiaan.
Martin Ewi, seorang pengamat di Institut Studi Keamanan mengatakan kepada Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) bahwa kelompok ini sangat sulit untuk diatasi di daerah yang terpencil jauh dari kota-kota besar.
“Saya yakin (Presiden Muhammadu) Buhari mengaku kesulitan dan tidak mudah bagi militer untuk pergi ke sana dan menghapus Boko Haram,” katanya.
Menurutnya, daerah pedesaan selalu diabaikan keamanannya.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau telah berjanji setia kepada pemimpin kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) Abu Bakr Al-Baghdadi pada tahun lalu.
Nigeria dan Perancis baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama militer yang lebih kuat, termasuk berbagi intelijen. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza