Botswana, Afrika, MINA – Negara-negara Afrika dan kelompok hak asasi manusia menyambut baik keputusan Majelis Umum PBB yang menolak klaim sepihak Amerika Serikat (AS) yang mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota Israel.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan menjelas sidang di MajelisAl-Quds Umum dia akan memotong bantuan miliaran dolar ke negara-negara yang memberikan suara mendukung resolusi PBB yang mencela langkah AS.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, juga mengancam akan mencatat nama negara-negara yang memberikan suara kontra-AS.
Ancaman itu ternyata tak digubris oleh negara-negara di kawasan itu. Beberapa negara Afrika mendukung resolusi tersebut, hanya Togo yang menentang resolusi dalam sidang darurat yang digelar atas permintaan Yaman dan Turki itu.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Sebanyak 128 anggota memberikan suara mendukung resolusi tersebut, sembilan negara menentang dan 35 lainnya abstain.
Pemerintah Botswana bereaksi keras terhadap ancaman dan surat yang dikirim oleh AS.
“Botswana, tidak akan terintimidasi oleh ancaman tersebut dan akan menggunakan hak berdaulat kami berdasarkan prinsip kebijakan luar negeri kami,” kata Kementerian Luar Negeri Botswana, Kamis.
Juru bicara pemerintah Uganda, Thewono Opondo, menyebut AS bak seorang pengganggu, menambahkan sikap negatif itu kian memburuk di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Mereka perlu tahu bahwa dunia mengakui ketidakadilan yang dilakukan Israel di Palestina atas restu AS,” ujarnya.
Uganda, yang abstain dari pemungutan suara, secara teori dapat berisiko kehilangan US$436 juta bantuan AS untuk tahun 2018.
“Kami melakukan hal yang benar dengan memilih untuk menolak posisi sepihak AS di Yerusalem,” seorang diplomat Nigeria mengatakan.
Komunitas Muslim Zambia menyambut baik resolusi tersebut. Presiden Dewan Islam Zambia (ICOZ) Suzyo Zimba mengatakan kepada wartawan pada Jumat (22/12) bahwa keputusan PBB itu akan membantu untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah. (T/R11/P1)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel