AFRIKA SELATAN MINTA MAAF ATAS KEKERASAN ANTI-IMIGRAN

Imigran di Afrika Selatan menjadi target kekerasan anti-imigran. (Foto: AA)
Imigran di menjadi target kekerasan . (Foto: AA)

Pretoria, 28 Jumadil Akhir 1436/17 April 2015 (MINA) – Afrika Selatan pada Jumat (17/4) meminta maaf kepada negara-negara Afrika dan masyarakat internasional atas serangan terhadap migran asing di negara kaya mineral itu.

“Dengan rasa sakit dan penyesalan yang mendalam, sebagai Pemerintah Afrika Selatan, kami merendahkan diri dan mengungkapkan permintaan maaf yang tulus kepada benua Afrika untuk perkembangan yang tidak beralasan,” kata Menteri Kerjasama dan Hubungan Internasional, Maite Nkoana-Mashabane, dalam pidato diplomat Afrika di Pretoria.

Menteri mengatakan, pemerintahnya memandang serangan anti-imigran sebagai “kriminal”, pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

“Afrika Selatan merupakan negara demokrasi konstitusional yang diatur oleh undang-undang. Setiap orang yang bekerja dan tinggal di negara ini harus mematuhi hukum, ” katanya.

“Pemerintah Afrika Selatan akan menegakkan hukum dan tidak akan ragu-ragu untuk bertindak melawan aktivitas kriminal atau yang ditemukan bertujuan menghasut kekerasan,” tambahnya.

Afrika Selatan telah mengalami peningkatan kekerasan anti-imigran di mana pendatang dari negeri lain di sebagian besar menjadi target serangan.

Kekerasan dimulai pekan lalu di kota pesisir Durban, di mana massa mendatangi rumah dan toko-toko migran asing, menuduh mereka mencuri pekerjaan, melakukan kejahatan dan meletakkan beban pada layanan sosial.

Sejauh ini enam orang imigran telah tewas dalam kekerasan.

Insiden berdarah yang terjadi telah memaksa sejumlah warga Malawi dan Mozambik meninggalkan Afrika Selatan, setelah pemerintah mereka menyewa bus untuk membawa mereka kembali ke negara asal.

Menteri menegaskan, serangan anti-imigran merupakan ancaman bagi prestasi bersejarah di negara itu.

“Serangan-serangan baru pada warga negara asing, khususnya sesama orang Afrika dari berbagai negara-negara Afrika, merupakan ancaman bagi prestasi sejarah kami sebagai bangsa,” katanya.

Ada ratusan ribu migran Afrika yang tinggal di Afrika Selatan, sebagian besar bekerja dalam sektor usaha informal.

Tujuh tahun lalu, lebih 50 migran Afrika tewas di seluruh negeri dalam serangan xenophobia oleh warga Afrika Selatan yang marah. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0