TENTARA-PERANCIS3-300x169.jpg" alt="Pasukan Perancis didatangkan ke Republik Afrika Tengah untuk membantu pasuka perdamaian Uni Afrika meredakan kekacauan sektarian. (Foto: EPA)" width="300" height="169" /> Pasukan Perancis didatangkan ke Republik Afrika Tengah untuk membantu pasuka perdamaian Uni Afrika meredakan kekacauan sektarian. (Foto: EPA)
Bangui, 19 Rajab 1436/8 Mei 2015 (MINA) – Pemerintah Republik Afrika Tengah (CAR) akan mengambil tindakan hukum terhadap sejumlah tentara Perancis yang dituduh memperkosa anak-anak dengan iming-iming makanan di sebuah kamp pengungsi di Bangui.
“Tindakan hukum akan ditempuh, ini tindakan yang sangat serius,” kata Menteri Kehakiman CAR Aristide Sokambi, Rabu (6/5), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sokambi menegaskan, bangsanya tidak menargetkan bangsa Perancis, tetapi tentara secara individu.
Beberapa anak – termuda sembilan tahun – menyatakan ada 14 tentara dari pasukan penjaga perdamaian Perancis di negara miskin itu yang melakukan pelecehan seksual terhadap mereka dengan memberikan makanan.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Peristiwa itu terjadi antara Desember 2013 hingga Juni 2014.
“Jadi saya telah menginstruksikan jaksa penuntut umum untuk membuka penyelidikan dan mencari bukti-bukti yang sudah dibuang Perancis,” kata Sokambi.
Tentara Perancis dikerahkan ke Republik Afrika Tengah pada Desember 2013 untuk membantu pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika memulihkan ketertiban setelah terjadi serangan kekerasan sektarian yang dipicu oleh kudeta.
Ratusan tentara ditempatkan di bandara M’Poko, ibukota Bangui, yang berubah menjadi kamp pengungsi raksasa.
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
Sebagian besar keluarga pengungsi tinggal di hanggar pesawat yang ditinggalkan akibat konflik di negara itu, di mana berperang antara kelompok Seleka yang beranggotakan sebagian besar Muslim berhadapan dengan milisi Kristen yang mewakili warga mayoritas CAR. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan