Gaza, MINA – Otoritas Energi Palestina di Jalur Gaza pada Kamis (11/4) mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras agresi Israel yang disebut sebagai “agresi brutal”, yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kelistrikan Gaza.
Menurut pernyataan tersebut, 68% jaringan distribusi tenaga listrik di seluruh Jalur Gaza mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.
Mengutip dari laman Quds Press, kerugian akibat kerusakan ini diperkirakan mencapai sekitar 300 juta dolar.
Bahkan bisa lebih, mengingat sulitnya memperkirakan kerugian material akibat kerusakan pada sektor pembangkitan dan transmisi listrik, serta kantor pusat dan fasilitas Otoritas Energi.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Selain itu, 90 persen dari sistem energi surya di Jalur Gaza juga dilaporkan rusak, dengan perkiraan kerugian material lebih dari 200 juta dolar.
Seperti diketahui, sejak tanggal 7 Oktober 2023, tentara pendudukan Israel telah melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza dengan dukungan dari Amerika dan Eropa.
Serangan tersebut meliputi pemboman terhadap rumah sakit, gedung, menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina yang mengakibatkan kerusakan yang signifikan.
Israel juga mencegah masuknya bahan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza, sehingga memperparah dapak yang ditimbulkan.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Akibat agresi yang berkelanjutan, otoritas Gaza dan organisasi internasional melaporkan bahwa sekitar 85 persen penduduk Jalur Gaza harus mengungsi.
Agresi ini juga telah menyebabkan kematian 33.545 martir dan melukai 76.940 orang, menurut laporan yang sama. (T/B04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia