
Israel ke Pemukiman Shaikh Zaid, 200 meter didepan RS Indonesia, utara Gaza. (Foto: MINA Gaza)" width="300" height="199" /> Serangan Israel ke Pemukiman Shaikh Zaid, 200 meter di depan RS Indonesia, utara Gaza, beberapa hari lalu. (Foto: MINA Gaza)
Bayt Lahiya, 15 Ramadhan 1435/13 Juli 2014 (MINA) – Para relawan Indonesia yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tetap melaksanakan amanahnya menyempurnakan pembangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza utara meski Israel terus menerus membombardir wilayah tersebut.
Ketua MER-C Cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri mengatakan, sejak meningkatnya agresi Israel ke Gaza, pekerjaan dilakukan di dalam gedung RS Indonesia yang jaraknya hanya sekitar 2,5 km dari perbatasan dengan tanah jajahan Israel itu.
“Belum ada penurunan intensitas serangan. Sejak dimulainya agresi, pembangunan RS Indonesia tidak ada pekerjaan outdoor (luar gedung),” kata Fikri saat dihubungi Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (12/7) malam.
Para relawan MER-C di Gaza yang kini berjumlah 19 orang pun “hanya bisa” melakukan shalat di dalam bangunan RS Indonesia, karena situasi Jalur Gaza terlebih bagian utara masih berbahaya, menyusul aksi serangan terbaru Israel yang menembaki pedagang asongan tak jauh dari RS Indonesia beberapa hari lalu.
Baca Juga: Lebih dari 300 Staf UNRWA Tewas selama Serangan Israel di Gaza
Fikri menjelaskan, di dalam gedung, para relawan melakukan pekerjaan kecil seperti membersihkan pecahan kaca jendela dan plafon di beberapa bagian akibat ledakan rudal pesawat tempur Israel yang jatuh tidak jauh dari RS Indonesia. “Pekerjaan dimulai pukul 04.45 hingga 12.00 Waktu Gaza, dilanjutkan istirahat, tadarus hingga menunggu buka puasa,” ujar Fikri.
Salah satu dari tiga mahasiswa pertama yang belajar di Universitas Islam Gaza (UIG) itu juga mengatakan, sejak Sabtu (12/7), pasokan listrik mulai terganggu. Hal itu diakibatkan listrik terputus di sebagian besar daerah utama di kota Gaza setelah serangan Israel ke wilayah Al-Shujaiyya Jumat kemarin. Untuk pasokan kebutuhan pokok, Fikri menuturkan saat ini masih normal, namun dikhawatirkan akan berkurang jika agresi Israel ke Gaza tak kunjung berhenti.
Menurutnya, menjadi seorang relawan yang bertugas menunaikan amanah di Gaza merupakan tantangan tersendiri. para relawan setidaknya harus memiliki mental yang kuat, betapa tidak, di daerah yang tidak ada tempat aman di dalamnya ini para relawan dituntut untuk tetap menjalankan pekerjaan dalam kondisi apapun.
Meskipun RS Indonesia sudah selesai pembangunan infrastrukturnya, namun gedung itu masih belum bisa beroperasi terkait dana yang masih kurang untuk menyediakan alat-alat kesehatannya. Fikri menambahkan, setelah tersedianya alat kesehatan, rumah sakit bertipe tramatologi dan rehabilitasi dengan bangunan dua lantai dan satu basement tersebut diharapkan beroperasi akhir tahun ini.
Baca Juga: Israel Mengaku Sudah Koordinasi dengan AS untuk Distribusikan Bantuan ke Gaza
“Untuk itu, kami mohon doa dari rakyat Indonesia,” tambah Fikri. Hingga Ahad (13/7) pagi, korban syahid di Gaza mencapai 163 jiwa sedangkan korban luka sudah mencapai angka 1070 orang.
Para dermawan dan donatur yang ingin memberikan dukungan dan bantuan pengadaan alkes RS Indonesia di Gaza Palestina dapat disalurkan melalui: BNI Syariah No. Rek. 08.111.929.73, BCA No. Rek. 686.0153.678, BRI No. Rek. 033.501.0007.60308, BSM No. Rek. 700.1352.061, BMI No. Rek. 301.00521.15, atas nama Medical Emergency Rescue Committee.(L/P02/P01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Anggota Jaringan Supermarket Inggris Co-op Sepakat Hentikan Perdagangan dengan Israel