Jakarta, MINA – Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kunci yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak dan generasi muda bangsa.
Menurutnya, selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial.
“PPK merupakan tanggung jawab seluruh anak bangsa. Pembentukan Karakter sejatinya merupakan inti dan tujuan
pendidikan. Karakter harus ditanamkan, dibiasakan dan menjadi budaya. Oleh sebab itu harus dimulai sejak anak
usia dini,” kata Agus saat menerima delegasi Muslim Youth Forum (MYF) on International Issues di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Kamis (31/5).
Agus mengatakan, tujuan pendidikan semata-mata tidak hanya dapat dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan
kecerdasan kognitif. Pendidikan harusnya juga bisa dimaknai sebagai media untuk membentuk karakter dan ini dimulai dari
pembiasaan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“PPK merupakan proses pembelajaran tiada akhir bagi kita Bangsa Indonesia, karena generasi yang kita miliki juga
tentu akan terus berganti. Yang terpenting adalah bagaimana PPK ini membawa dampak besar dan positif setelah
jadi kebiasaan yang membudaya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Guru Besar Ilmu Ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM) itu juga menyoroti perkuatan pendidikan karakter, maka guru memiliki peranan yang cukup penting.
“Guru adalah hal yang paling penting yaitu orang yang akan melatih peserta didik untuk menjadi terbiasa berfikir baik, bertutur kata baik, berperilaku baik dan punya karakter yang baik,” tutur Agus.
Selain guru yang berada di dalam institusi pendidikan formal, Agus juga menekankan pentingnya keluarga sebagai
lembaga pendidikan informal dalam melakukan pendidikan karakter.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Dalam mewujudkan pendidikan karakter saya meyakini peran keluarga sangat penting karena memang pembiasaan atau penanaman nilai-nilai itu harus dimulai dari keluarga. Orang tua juga punya peran penting bagi PPK karena harus memberikan keteladanan bagi putra-putrinya,” kata Agus.
Agus menjelaskan, Kemenko PMK sudah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.
Koordinasi yang dilakukan meliputi penguatan pendidikan karakter di seluruh jenjang dan penyusunan pedoman bagi guru dalam melakukan pendidikan karakter.
Agus juga berharap agar masyarakat, khususnya para peserta didik dapat menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
“Kita semua merupakan guru bagi lingkungan masing-masing. Kalau kita bisa melakukan dengan baik maka kita akan mampu menjadi pengawas, komisioner KPK, Polisi, dan Jaksa bagi diri kita sendiri,” tambahnya.
Agus tidak menampik bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di tengah masyarakat kita menghadapi tantangan berupa salah asuh orang tua karena sibuknya bekerja.
“Mereka para orang tua biasanya menganggap kalau anaknya sudah disekolahkan berarti pendidikan karakter jadi urusan sekolah. Padahal tidak begitu, PPK ini adalah bagaimana membangun kebiasaan baik, berani jujur, dstnya itu agar tertanam di hati anak dan membudaya,” imbuhnya.
“Sebagai bangsa, harusnya kita sudah mempersiapkan diri sejak dini karena beberapa tahun yang akan datang, Indonesia akan memasuki periode emas kependudukan,” tambah Agus.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Tak hanya olah pikir (literasi), PPK yang digulirkan sejak tahun 2016 ini mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak.
Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.(L/R01/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea