Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahlul Qur’an: Mencintai, Menghafal, dan Mengamalkan

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Sabtu, 5 April 2025 - 06:29 WIB

Sabtu, 5 April 2025 - 06:29 WIB

18 Views

Di pengungsian, anak-anak Gaza tetap menghafal Al-Quran. (Al Khabar)

DALAM Islam, “Ahlul Qur’an” adalah sebutan istimewa bagi mereka yang dekat dengan Al-Qur’an melalui cinta, hafalan, pemahaman, dan pengamalan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah Ahlul Qur’an, keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.” (HR. Ahmad). Ini menunjukkan keutamaan dan kedudukan tinggi mereka di sisi Allah.

Cinta kepada Al-Qur’an adalah tanda keimanan sejati. Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi petunjuk hidup. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka…” (Qs. Al-Anfal: 2). Kecintaan terhadap Al-Qur’an akan mendorong hati untuk senantiasa berinteraksi dengannya.

Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu amal mulia yang dijanjikan pahala besar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, menghafalnya, dan menghalalkan yang halal serta mengharamkan yang haram menurutnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga…” (HR. Tirmidzi). Menghafal adalah bentuk penjagaan terhadap wahyu dan sekaligus pengokohan iman.

Berdasarkan laporan dari Global Council for Promotion of Memorizing the Qur’an (2023), diperkirakan ada lebih dari 15 juta penghafal Al-Qur’an di seluruh dunia, dan jumlah ini terus meningkat. Negara dengan jumlah penghafal terbanyak adalah Pakistan, Mesir, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, Kemenag RI mencatat lebih dari 300 ribu hafidz/hafidzah pada tahun 2022.

Baca Juga: Yahudi Memusuhi Semua Umat Manusia

Tak cukup hanya dengan mencintai dan menghafal, Al-Qur’an harus diamalkan dalam kehidupan. Allah berfirman, “Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan, penuh berkah agar mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Qs. Shad: 29). Tadabbur dan pengamalan adalah bukti cinta sejati.

Nabi SAW mengeluhkan kepada Allah dalam Al-Qur’an, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.” (Qs. Al-Furqan: 30). Mengabaikan Al-Qur’an bisa bermakna tidak membacanya, tidak memahami, tidak mengamalkan, bahkan tidak menjadikannya petunjuk hidup. Ini termasuk dalam bentuk hijrul Qur’an.

Penghafal dan pengamal Al-Qur’an akan memperoleh syafaat di hari kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi para pembacanya.” (HR. Muslim). Bahkan, para hafidz akan dikenakan mahkota kehormatan dan diangkat derajatnya sesuai dengan banyaknya ayat yang dihafal dan diamalkan.

Di Indonesia, tren pendidikan tahfidz berkembang pesat. Data Forum Komunikasi Pondok Pesantren Tahfidz (FKPPT) menunjukkan bahwa sejak 2015 hingga 2023, jumlah pesantren tahfidz meningkat dari 1.100 menjadi lebih dari 5.000. Ini menandakan tumbuhnya kesadaran umat Islam akan pentingnya membentuk generasi Qur’ani.

Baca Juga: Genosida Terselubung, Kekejaman Israel di Tanah Palestina

Al-Qur’an adalah penyembuh spiritual. Allah berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (Qs. Al-Isra: 82). Banyak testimoni menunjukkan bahwa membaca dan menghafal Al-Qur’an mampu memberikan ketenangan jiwa, bahkan membantu penyembuhan gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.

Orang yang mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an akan mencerminkan akhlak mulia. Aisyah RA mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an (HR. Muslim). Artinya, orang yang hidup bersama Al-Qur’an akan menjelma menjadi pribadi yang jujur, penyayang, disiplin, sabar, dan penuh kasih.

Bukan hanya penghafal, orang tua dari penghafal Al-Qur’an juga mendapat kehormatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menghafal Al-Qur’an, mengamalkannya, maka kedua orang tuanya akan dikenakan mahkota pada hari kiamat… dan dipakaikan dua pakaian kemuliaan.” (HR. Abu Dawud). Ini memotivasi banyak keluarga muslim untuk mencetak generasi Ahlul Qur’an.

Secara ilmiah, aktivitas menghafal melibatkan kerja aktif otak jangka pendek dan panjang. Studi di Saudi Arabia dan Mesir menunjukkan bahwa anak-anak penghafal Qur’an memiliki konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan berpikir yang lebih baik. Ini karena hafalan mengaktifkan berbagai bagian otak, termasuk lobus frontal dan hippocampus.

Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman

Ahlul Qur’an tidak hanya unggul dalam ibadah, tapi juga berkontribusi dalam bidang sosial dan profesional. Ketika nilai-nilai Qur’ani diterapkan dalam kepemimpinan, ekonomi, pendidikan, dan hukum, akan terbentuk masyarakat yang adil, berintegritas, dan penuh rahmat. Itulah visi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Di era digital dan informasi, tantangan terbesar adalah menjaga interaksi dengan Al-Qur’an di tengah gempuran konten hiburan dan distraksi. Oleh karena itu, gerakan one day one juz, komunitas penghafal dewasa, dan program mentoring Qur’an menjadi sangat penting untuk menjaga semangat mencintai, menghafal, dan mengamalkan Qur’an secara berkesinambungan.

Ahlul Qur’an adalah cahaya umat, penjaga warisan Nabi, dan pilar kebangkitan Islam. Mencintai Al-Qur’an menyinari hati, menghafalnya menyuburkan jiwa, dan mengamalkannya memperbaiki kehidupan. Firman Allah: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus…” (Qs. Al-Isra: 9). Maka siapa pun yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabatnya, ia tak akan pernah tersesat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inilah 10 Kelebihan Pendidikan Pesantren

 

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom