Jakarta, MINA – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Junaidi Auly mengatakan Indonesia saat ini tengah mengalami ketimpangan ekonomi yang sangat serius dan berpotensi besar sebabkan disintegrasi bangsa.
Ahmad menegaskan, pemerintah harus segera mengambil langkah konkret dengan mengeluarkan kebijakan yang benar-benar pro rakyat kecil.
“Menurutnya, jika ketimpangan ini, terus dibiarkan, akan berdampak buruk terhadap integrasi bangsa karena ketimpangan tersebut tak mencerminkan nilai pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Junaidi dalam keterangannya yang diterima MINA, Selasa (6/3)
Data dari LPS mengatakan bahwa pada November 2017, sekitar 64 persen dari total Rp 5.279 triliun simpanan yang ada di perbankan nasional dikuasi oleh 0,2 persen orang terkaya negeri ini.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Data lain menunjukkan pertumbuhan 40 orang terkaya di Indonesia empat kali lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional selama 2006 – 2016. Begitu juga dengan petani kita yang sebagian besar hanya memiliki lahan kurang dari 2 hektar.
“Ketimpangan yang sangat serius ini membuat Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan tingkat kesenjangan tertinggi di dunia dan jika tidak ditangani dengan serius bisa menghambat pertumbuhan ekonomi kita yang belum juga mencapai target,” jelasnya.
Selain itu, Junaidi juga menekankan bahwa pemerintah harus lebih memprioritaskan keberpihakannya pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah terbukti membangun ekonomi kerakyatan sehingga ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan angka kemiskinan bisa berkurang.
“Dibutuhkan peran dan kontribusi yang lebih besar dari pemerintah untuk mampu menggenjot laju pertumbuhan ekonomi dan menekan ketimpangan agar disintegrasi bangsa dapat minimalisir,” katanya. (T/R06/P1)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Mi’raj News Agency (MINA)