Baghdad, 7 Dzulqa’dah 1435/2 September 2014 (MINA) – Amnesty International (AI) mengatakan, militan Takfiri Islamic State of Iraq and Syria (ISIL) sedang melakukan “pembersihan etnis secara sistematis” di Irak utara.
Organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di London, Selasa, mengatakan, hal ini dinyatakannya berdasarkan keterangan dan kesaksian para korban aksi kekerasaan ISIS.
Kebanyakan menuding militan ISIL tersebut melakukan kejahatan perang, termasuk pembantaian dan penculikan massal, seperti dilaporkan Press TV dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Donatella Rovera selaku penasihat senior Amnesty International untuk penanganan krisis mengatakan, “Pembantaian dan penculikan yang dilakukan ISIL memberikan bukti baru terjadinya serangkaian aksi pembersihan etnis terhadap kaum minoritas di seluruh wilayah Irak bagian utara,”
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah Wakil Kepala (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Flavia Pansieri mengatakan, militan ISIL telah melakukan “tindakan tak berperikemanusiaan dalam skala tidak terbayangkan” di Irak.
ISIL mengendalikan bagian timur laut Suriah dan beberapa wilayah di Irak, di mana organisasi militan menggunakan nama Islam itu telah melakukan kejahatan keji, termasuk eksekusi massal warga sipil dan pasukan keamanan Irak.
Teroris ISIL mengancam semua masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Izadi Kurdi dan lain-lain.
Tentara Irak, yang didukung oleh pejuang relawan Kurdi dan lainnya telah merebut kembali wilayah Irak dari militan ISIL di hari terakhir setelah bantuan serangan militer Amerika Serikat (AS) Ahad. ISIL sebelumnya menguasai daerah itu selama 11-minggu.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Menurut PBB, sedikitnya 1.420 orang tewas akibat kekerasan ISIL di Irak selama bulan Agustus saja. Juga disebutkan, setidaknya 1.370 orang juga terluka selama kurun waktu yang sama. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun