Palu, MINA – Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018 sudah selesai di IAIN Palu. Forum kajian keislaman yang digagas Ditjen Pendidikan Islam sejak 18 tahun silam ini menjadi sarana berbagi gagasan para sarjana keislaman dari berbagai negara dan menebarkan moderasi beragama.
Hal ini disampaikan Wakil Rektor I IAIN Palu Abidin, Jumat (21/9). Pada AICIS XVIII yang diikuti utusan dari 23 negara.
“Kita ingin mengatakan kepada 23 negara bahwa Islam di Indonesia itu terbuka dan mau duduk bersama termasuk mengundang dialog tentang banyak hal,” kata Abidin.
Dikutip dari rilis Kemenag, menurutnya, para peserta mancanegara yang hadir dalam AICIS XVIII bisa melihat langsung kehidupan beragama di Indonesia. Mereka diharapkan akan bercerita pada masyarakat bangsanya tentang moderasi yang berkembang di Indonesia.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam dan umatnya yang Islami, sifat dasarnya adalah mengayomi, toleransi, dan tidak ekstrim,” ujar Abidin.
Dengan bertemunya para ilmuan dalam negeri dan manca negara, katanya, akan menjadi ajang berharga untuk dialog dan pertukaran ilmu pengetahuan.
“Islam dan umatnya yang Islami tidak hanya cerdas dalam ucapan, tapi punya ilmu dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang merahmati,” pungkasnya. (R/R05/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung