Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AICIS 2019: 1.700 Sarjana Muslim Lintas Negara Bahas Islam di Era Digital

Hasanatun Aliyah - Rabu, 2 Oktober 2019 - 22:59 WIB

Rabu, 2 Oktober 2019 - 22:59 WIB

6 Views

Jakarta, MINA – Annual International Conference On Islamic Stuides (AICIS) tahun 2019 yang dihadiri sekitar 1.700 sarjana Muslim dari berbagai negara membahas dinamika Islam di era digital.

AICIS 2019 yang diadakan kembali oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Ditjen Pendis Kemenag) berlangsung pada 1-4 Oktober dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

”Zaman telah berubah, semua urusan hidup kita sudah ada di ponsel. Pendidikan Islam harus beradaptasi untuk masuk ke dalam paradigma baru. Pengajaran saat ini tentu saja bukan hanya text book lagi. Generasi saat ini harus didorong kreatif,” ujar Rudiantara di Jakarta, Selasa (1/10).

Menurutnya, pendidikan Islam punya peran strategis sebagai imunisasi generasi muda menangkal hoaks.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

“Karena jumlah lembaga pendidikan Islam yang besar, itu sangat potensial untuk mengambil peran,” ujar Menkominfo.

Sebelumnya, Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, Indonesia merupakan negara Muslim berpengaruh di dunia dan selalu menjadi kajian utama tentang keislaman dan kultural. Maka, Kemenag memprakarsai pertemuan sarjana Muslim sedunia agar studi Islam di Indonesia dapat lebih berperan dalam menjawab persoalan keislaman dunia.

Ia menjelaskan, setiap tahun dunia Islam mendapat tantangan baru yang harus selalu dijawab. Maka Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia harus menunjukkan kontribusi yang signifikan. Salah satunya melalui ajang AICIS yang diselenggarakan setiap tahun.

“Kami semua berkepentingan agar studi Islam selalu mengikuti perkembangan zaman dan tidak teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat,” kata Kamaruddin.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Menurutnya,  AICIS dapat dipergunakan untuk menyebarkan gagasan populisme dan kedamaian dunia melalui forum diskusi dan resolusi yang dihasilkan.

“Para akademisi dan pakar keislaman memiliki posisi strategis dalam merumuskan bentuk respons yang positif terhadap berbagai dinamika yang ada,” tambahnya. (R/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia
Kolom