Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air dan Listrik Jadi Kendala Pengungsi Afghanistan di Eks Kantor Kodim Jakarta

Insaf Muarif Gunawan - Senin, 22 Maret 2021 - 06:05 WIB

Senin, 22 Maret 2021 - 06:05 WIB

8 Views

Jakarta, MINA – Seorang pengungsi asal Afghanistan di Jakarta,  mengatakan, kondisi air dan listrik menjadi masalah bagi para pengungsi asal Afghanistan dan Pakistan yang berjumlah 210 orang yang ditampung di .bangunan Eks Kodim Jakarta Barat, Jalan Daan Mogot.

“Listrik yang dibatasi  menjadi gelap gulita di malam hari. Air juga terbatas sehingga tidak bisa diakses setiap waktu. Kami harapkan ada bantuan, untuk listrik dan makan sehari-hari,” ujar Wahid, demikian keterangan yang diterima MINA.

Dalam hal ini lembaga Nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jakarta Barat membagikan 75 paket pangan kepada pengungsi Afghanistan dan Pakistan di Eks Gedung Kodim Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Ahad (21/3). Paket tersebut berisi susu, ikan kaleng, biskuit, telur, dan buah-buahan.

Tim program ACT Jakarta Barat Siti Rahmah Miroziah menerangkan, bantuan paket pangan kali ini diharapkan menjadi langkah awal membantu para pengungsi. Ia berharap, kedermawanan Indonesia akan terus hadir membersamai mereka beriringan dengan aksi ACT Jakarta Barat.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

“Para pengungsi tidak bisa bekerja karena tidak memiliki visa kerja. Saat belum ada kepastian nasib untuk mereka. Bagi sahabat dermawan yang ingin membantu, bisa menghubungi kami tim ACT Jakarta Barat,” kata Miroziah.

Beragam kisah dialami oleh pengungsi di Indonesia. Berpindah tempat dari satu daerah ke daerah lainnya, tidak bisa bekerja di sektor formal karena terkendala visa, dan anak-anak juga tidak bisa mengenyam pendidikan formal.

Cerita ini dialami oleh 210 pengungsi dari Pakistan dan Afghanistan sejak dua tahun lalu. Tempat Eks Gedung Kodim menjadi penampungan sementara para pengungsi. Sebelum ke Jakarta, 210 pengungsi ini bermukim di Kota Bogor selama lima tahun.

Gedung eks Kodim hanya berupa bangunan kosong. Pengungsi menggunakan tenda sederhana sebagai batas privasi antarkeluarga. Wahid,  mengungkapkan, ia bersama pengungsi lainnya tak lagi mendapatkan bantuan dana dari lembaga UNHCR. Selama ini, mereka dibantu oleh warga sekitar. (R/R8/P2)

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Feature
Dunia Islam
Feature
Indonesia