Pekanbaru, MINA – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menyelimuti sebagian kawasan di Provinsi Riau. Kondisi tersebut mengancam pelaksanaan ajang pacu jalur pada 20 Agustus mendatang.
Jika Karhutla terus berlanjut, dikhawatirkan kabut asap bakal terus menggila dan pada akhirnya bisa mengganggu perhelatan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) tersebut.
“Ini yang harus diantisipasi. Event Pacu Jalur sedang menjadi perhatian internasional berkat aura farming. Jangan sampai kabut asap akibat Karhutla mengalihkan perhatian publik dan menunjukkan riau/">Gubernur Riau tidak siap dalam menghadapi karhutla,” ujar Okto Yugo Setiyo, Koordinator Jikalahari (Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau) pada Kamis (24/7), GoRiau.com melaporkan.
Pacu Jalur Kuansing Tahun 2025 yang mengambil tema “Pacu Jalur Mendunia, UMKM Semakin Jaya” tersebut, sudah dilaksanakan sejak Mei dan puncaknya pada Agustus nanti di Tepian Narosa, Taluk Kuantan. Namun dari pantauan Jikalahari dalam sepekan terakhir, Karhutla di Riau terus meningkat. Sehingga kabut asap juga semakin tebal.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Keras Israel Paksakan Kedaulatan di Tepi Barat
“Karhutla ini bisa diminimalisir jika sejak awal riau/">Gubernur Riau menetapkan Siaga Karhutla pada Maret 2025, langsung menjalankan Perda No 1 Tahun 2019 tentang Pedoman Pedoman Teknis Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan,” tambah Okto.
Dalam Perda terkait penyelenggaraan pengendalian Karhutla disebutkan, riau/">Gubernur Riau harus menyiapkan berbagai hal krusial seperti peta rawan Karhutla, pemantauan berkala, verifikasi lapangan, protokol komunikasi pelaporan hingga standar operasional dan prosedur penerbitan peringatan dini.
Jikalahari juga menilai Gubri terkesan mengabaikan prediksi kemarau dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karyawati. Di mana Dwikorita sudah menyampaikan pada Maret 2025 bahwa puncak musim kemarau 2025 terjadi pada Juni hingga Agustus. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rumah Sakit UIN Alauddin Diresmikan, Siap Jadi Pusat Layanan Kesehatan dan Riset di Makassar