AJARKAN AL-QUR’AN ADALAH METODE DAKWAH PALING EFEKTIF

Seminar El-Tahfidz, di Aula Hotel Linge Land, Takengon, Aceh Tengah. (Photo : Habibi/MINA)
Seminar El-Tahfidz, di Aula Hotel Linge Land, Takengon, Aceh Tengah. (Photo : Habibi/MINA)
Seminar El-Tahfidz, di Aula Hotel Linge Land, Takengon, Aceh Tengah. (Photo : Habibi/MINA)

Takengon Aceh,  5 Muharram 1436/29 Oktober 2014 (MINA) – Mengajarkan Al-Qur’an merupakan pendekatan yang paling efektif. Demikian disampaikan Asep Ridhwanulloh, S.PdI, pengajar di  Al-Qur’an Indonesia di hadapan puluhan peserta training Mudah Belajar Al-Qur’an dengan metode El-Tahfidz di Aula Hotel Linge Land Kota Takengon, Aceh Tengah, Ahad (26/10).

“Mengajarkan Al-Qur’an merupakan pendekatan dakwah yang paling mudah dan efektif selain mendapat pahala yang besar di sisi Allah SWT, memotivasi diri untuk terus belajar dan menjadi lebih baik, materi akan lebih melekat dan tidak mudah hilang, “ kata Asep.

Menurutnya, Rasulullah SAW setiap mengunjungi suatu daerah mesti menempatkan sahabat penghafal Al-Qur’an untuk berdakwah mengajarkan Al-Qur’an kepada penduduk di daerah tersebut agar Islam dapat berkembang dan metode ini terbukti berhasil.

Dia menambahkan ada lima kiat dalam mempelajari Al-Qur’an, yaitu niat ikhlas karena Allah SWT semata, mujahadah (bersungguh-sungguh), sabar dan istiqomah, lalu meyakini bahwa mempelajari Al-Qur’an adalah mudah, dan memperhatikan adab-adab dalam membaca Al-Qur’an.

Dia juga menekankan pentingnya menyediakan waktu khusus setiap hari untuk mempelajari Al-Qur’an.

“Setiap hari harus ada waktu khusus dan wajib yang kita sediakan untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an, bukan waktu yang diluangkan, wajib dengan suara lantang dan berusaha membaguskannya, “ kata Asep.

Metode El-Tahfidz adalah metode mempelajari Al-Qur’an dengan berpedoman pada pada lima T, yakni TahsinTahfidz, Tafsir, Tathbiq, dan Tabligh.

Metode yang ditemukan oleh Arham, Lc, M.H Alhafidz, ahli Ilmul Qur’an yang memiliki sanad ke 33 hingga Rasulullah SAW, murid dari Syeikh Muhammad Al-Jazari Ass-Syafi’i ini dikembangkan di Pesantren Al-Qur’an Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, Jawa Barat.

Pesantren yang berjarak sekitar 15 km dari Taman Buah Mekar Sari ini sudah memiliki beberapa unit kerja di antaranya di Jabodetabek, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Padang, Pekan Baru, Jambi dan Sumatera Utara.

Di Pesantren ini, para santri selain belajar Ilmu Al-Qur’an, juga diajarkan cara bercocok tanam, entrepreneurship, memelihara ternak agar mampu mandiri secara ekonomi.(L/HBB/K08/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0