Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aji Surya Ungkap Kemajuan Korsel di Forum Millenial

Hasanatun Aliyah - Sabtu, 30 Maret 2019 - 14:37 WIB

Sabtu, 30 Maret 2019 - 14:37 WIB

12 Views

Jakarta, MINA – Direktur Sekolah Diplomat Tingkat Madya atau Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Kementerian Luar Negeri RI, Dr. Mohammad Aji Surya berbagi pengalaman tentang kemajuan pesat Korea Selatan (Korsel) kepada Muslim Youth Forum (MYF) On International Issues.

“Kita (Indonesia) lahir hampir bersamaan dengan Korea Selatan. Korsel merdeka pada 15 Agustus 1945, selisih dengan Indonesia hanya 40 jam saja. Tapi pertumbuhan Korsel meroket lebih cepat,” katanya saat menjadi pembicara Sharing Session Muslim Youth Forum on International Issues di Kantor Redaksi MINA, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).

Menurut pria yang dua tahun pernah bertugas di Korsel itu, pada tahun 1970 Korsel dengan Indonesia memiliki kesamaan karakter rakyatnya, yaitu masih malas dan tertatih-tatih.

“Saya rasa Korsel dengan Indonesia itu dulu rakyatnya punya karakter sama sama, bangsa yang malas, bangsa yang tertatih-tatih pada tahun 70-an, bahkan sampai saat ini kondisinya masih perang dengan Korea Utara. Dengan kondisi perang, Korsel masih bisa  maju lebih cepat,” jelasnya.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Ia mengungkapkan dua konsep utama yang membuat Korsel menjadi negara maju.

“Pertama, di Korea itu ada saemaul undong (gotong-royong). Konsep kedua yaitu phali-phali (bergerak cepat). Bangsa Korsel sangat cepat dan cerdas melihat peluang, sehingga mampu lebih unggul dari negara lain.

“Saya tidak bangga dengan Korea, ini hanya sharing bagaimana negara Korea bisa maju. Karena menerapkan dua konsep, saemaul undong dan phali-phali. Semua orang Islam tau wal asri (surat Al-Ashr yang artinya demi masa/waktu), semua orang tau tapi tidak dikerjakan. Korea tidak punya agama, tapi memahami dan menerapkan nilai-nilai agama (Islam),” jelasnya.

“Pelajaran penting dari Korea adalah melihat peluang, mereka cerdas melihat peluang dan memahami strategi, yang penting ada uang dan semua orang akan betah di Korea,” tambahnya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Acara diskusi itu diselengarakan MYF dan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) sebagai tuan rumah.

Hadir dalam acara ini, Pemimpin Redaksi Kantor Berita MINA Ismet Rauf dan Direktur Eksekutif MYF Mohammad Anthoni. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Rekomendasi untuk Anda