Ankara, MINA- Arab Saudi telah memutuskan mengurangi anggaran tahun 2020 karena kondisi ekonomi yang disebabkan oleh virus corona baru (COVID-19) dan penurunan harga minyak. Anggaran tahun ini akan dipotong sebanyak US$ 13,3 miliar, sesuai dengan kurang dari 5% dari keseluruhan pengeluaran.
Menteri Keuangan Mohammed Al-Jadaan mengatakan dalam sebuah pernyataannya, “Keputusan itu diambil karena krisis ekonomi yang disebabkan oleh wabah virus corona, penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar minyak.” Anadolu Agency melaporkan pada Kamis (19/3).
Pemerintah Riyadh awalnya menetapkan pengeluaran US$ 272 miliar untuk tahun 2020, turun 7,8% dari perkiraan 2019, dengan pendapatan diperkirakan US$ 222 miliar, turun 14,6%.
Tetapi ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi minyak melemah karena virus.
Baca Juga: Israel Hancurkan Infrastruktur Sipil, Bom Bandara Sanaa di Yaman
Pada hari Selasa (17/3), Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Salman mengumumkan bahwa dalam beberapa bulan, ekspor minyak kerajaan akan meningkat menjadi lebih dari 10 juta barel per hari, karena berencana untuk menggunakan lebih banyak gas untuk pembangkit listrik domestik daripada minyak mentah.
Sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina pada bulan Desember, virus corona baru telah merenggut lebih dari 7.870 nyawa secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Lebih dari 194.000 kasus virus telah dikonfirmasi di setidaknya 164 negara dan wilayah, dengan Eropa sebagai pusatnya, menurut WHO.
Karena risiko keuangan terhadap industri yang disebabkan oleh epidemi, negara-negara telah mulai mengumumkan paket bantuan ekonomi.
Baca Juga: Usai Serangan Rudal Yaman, Israel Hentikan Semua Penerbangan di Ben Gurion
Meskipun jumlah kasus meningkat, kebanyakan orang yang terinfeksi menderita gejala ringan dan sembuh (T/Mee/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Freedom Flotilla, Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Perairan Internasional