Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akses Air Palestina pada 2015 Lebih Buruk Dari 1995

Abu Al Ghazi - Senin, 15 Februari 2016 - 17:01 WIB

Senin, 15 Februari 2016 - 17:01 WIB

246 Views ㅤ

foto: IMEMC News
foto: IMEMC News

Foto: IMEMC News

Tepi Barat, 7 Jumadil Awwal 1437 / 15 Februari 2016 (MINA) – Sebuah laporan  yang dikeluarkan Thirsting for Justice mengungkap kondisi kebutuhan air warga Palestina pada 2015 jauh lebih buruk dibanding pada masa kesepakatan Oslo 1995.

Laporan yang baru dikeluarkan itu mengatakan kondisi buruknya akses air di tanah yang diduduki warga Palestina disebabkan karena kebijakan diskriminatif yang dikeluarkan Israel di tanah pendudukan.

Laporan menjelaskan, sejak Kesepakatan Oslo  mengungkap upaya perlakuan diskriminatif Israel mengenai kebutuhan air warga, akses air warga Palestina terus berkurang hingga kini,  media pemantau  IMEMC melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (15/2)

Menurut lembaga itu, tingkat konsumsi domestik rata-rata warga Palestina di Tepi Barat adalah sekitar 40 liter per kapita per hari, jauh di bawah standar minimum 100 liter perkapita per hari sesuai yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

Sementara di Gaza, konsumsi rata-rata mencapai 79 liter perkapita per hari. Namun, sebanyak 96% air yang dikonsumsi telah terkontaminasi dengan nitrat dan klorida sehingga tidak aman untuk minum.

Pada 2015, Israel menghancurkan dan menyita 39 bangunan sanitasi air milik warga Palestina di Tepi Barat, Israel bahkan menghancurkan bangunan sanitasi air yang disediakan untuk warga Palestina oleh Uni Eropa.

Selain itu, sebagai bagian dari efek serangan Israel di Gaza pada 2014, setidaknya 100.000 warga Gaza  tidak dapat mengakses air bersih dan 23% dari mereka  yang tidak memiliki tempat pembuangan. Israel  terus membuat warga Gaza menderita dengan mengetatkan blokade, salah satu buktinya melarang bahan penting untuk proyek air dan air limbah  memasuki perbatasan.

Banjir Mesir yang terjadi di perbatasan dengan Gaza  akibat air laut  juga turut memperburuk akses warga Palestina terhadap air bersih tahun lalu. Air laut telah mengontaminasi satu-satunya pembangkit air di pesisir Gaza. (T/nrz/R04)

Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Rekomendasi untuk Anda