Lembah Jordan, 9 Rabiul Awal 1435/11 Januari 2014 (MINA) – Kampanye internasional terkait aksi boikot produk-produk Israel berhasil menurunkan 14 persen pendapatan para pemukim ilegal Israel di Lembah Yordan, Tepi Barat.
“Pendapatan kami anjlok dan kami mengalami kerugian besar akibat aksi boikot yang dilancarkan terhadap produk-produk kami, khususnya untuk ekspor ke pasar Eropa. Tahun 2013 kmi mengalami kerugian pendapatan sampai Rp 300 miliar atau turun 14 persen, ” tutur Ketua Pemukim Ilegal Yahudi, David Elhayani yang dilaporkan Press TV dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Menurut dia, penurunan omzet penjualan secara drastis terjadi di wilayah pemasaran Eropa Barat, terutama di Inggris dan Skandinavia mengingat calon pembeli benar-benar menghindari produk-produk yang dihasilkan pemukim illegal Yahudi tersebut, terutama untuk komoditas hasil perkebunan seperti kurma, anggur dan rempah-rempah.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Jika aksi boikot terus berlanjut, sambungnya, 7.000 warga Yahudi di lembah Jordan akan mengalami kebangkrutan masal pada 2014 ini karena tidak bisa menjual produk mereka lagi ke Eropa.
Sementara itu, koordinator gerakan boikot internasional untuk produk Yahudi, Michael Deas mengatakan, masyarakat internasional, khususnya di Eropa Barat semakin sadar adanya resiko besar bagi kesehatan mereka jika mengkonsumsi produk-produk dari Israel.
Selain itu, keengganan masyarakat Eropa untuk membeli produk-produk Israel juga merupakan salah satu wujud solidaritas bagi rakyat Palestina yang sampai saat ini masih dijajah Israel. “Ini adalah bukti kepedulian kami kepada orang-orang yang tanah mereka terampas di Palestina,” kata Deas.
Sementara anggota parlemen Inggris, George Galloway mengatakan, ia tidak mengakui Israel dan tidak ingin berdebat dengan orang Israel, begitu pula dengan Persatuan Mahasiswa Universitas Oxford (OUSU) yang sejak 2013 juga melakukan sejumlah forum diskusi dan gerakan kampanye anti-Israel.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
April 2013 lalu, Kongres Inggris menyatakan dukungannya bagi aksi boikot terhadap produk pemukiman gelap Yahudi tersebut sebagai protes terhadap sejumlah aksi kekejaman yang dilakukan pemerintah Zionis terhadap rakyat Palestina.
Gerakan itu mendesak seluruh masyarakat dunia memboikot seluruh produk Israel, termasuk sayur, buah, kosmetik, dan kepada perusahaan-perusahaan yang menjalin hubungan bisnis dengan Israel.
Pada April 2013, perusahaan ritel makanan terbesar kelima di Inggris, the Co-operative Group, yang saat ini menjadi supermarket terbesar di Eropa, menghentikan pasokan dari perusahaan-perusahaan permukiman Yahudi di Tepi Barat.(T/P04/E02/mirajnews.com)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia