Jakarta, MINA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyoroti aksi bakal calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo yang tampil dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi swasta.
Anwar Abbas menilai tayangan tersebut tidak masalah, namun perlu dipertimbangkan lebih mendalam tentang kemaslahatan.
“Karena saya bukan seorang politikus, maka bagi saya pribadi peristiwa tayangan azan dengan memunculkan video Ganjar Pranowo tidaklah bermasalah,” kata Anwar Abbas dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Ahad (10/9).
Bahkan hal demikian, menurut Anwar Abbas, sangat bagus karena di dalamnya ada muatan dakwah, yaitu mengajak orang untuk salat atau berbuat baik. “Apalagi yang tampil itu adalah seorang tokoh yang merupakan bakal calon presiden,” ujar Anwar Abbas yang juga dikenal sebagai pengamat sosial ekonomi dan keagamaan ini.
Baca Juga: BNPB Rilis Perkembangan dan Penanganan Karhutla di Sumatera Ahad-Senin
Jadi, lanjut Anwar Abbas, apa yang dilakukan oleh Ganjar tersebut boleh-boleh saja, apalagi nilai dan dampaknya terhadap kehidupan keagamaan umat Islam tentu akan sangat besar.
“Oleh karena itu kalau ada bakal calon presiden yang lain yang juga mau melakukan hal yang sama atau serupa saya rasa cukup bagus serta silakan saja,” tuturnya.
Tetapi, kata Anwar Abbas, karena bangsa Indonesia sekarang ini akan menghadapi pemilihan presiden tentu banyak orang mengaitkan masalah tersebut dengan masalah politik. “Maka tentu hal demikian akan mengundang lahirnya pro- kontra dan kegaduhan,” ujarnya.
Dia menekankan, jika itu yang terjadi maka ada satu kaidah yang sangat dikenal dan terkenal di kalangan ulama fikih dan ushul fikih yang sangat perlu diketahui, dipertimbangkan, dan camkan baik-baik, yaitu sebuah prinsip yang berbunyi, “Dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil masholih”.
Baca Juga: BPBD: Selain Kiriman Air dari Bogor, Tingginya Curah Hujan Sebab Jakarta Banjir
Artinya, ia menjelaskan, yaitu meninggalkan kemafsadatan harus didahulukan daripada mengambil kemaslahatan.
Karena itu, jika menyiarkan hal tersebut akan lebih besar mudarat daripada manfaatnya atau akan menimbulkan kegaduhan dan pro-kontra di tengah-tengah masyarakat maka tentu hal-hal semacam itu lebih baik ditinggalkan saja.
(R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kloter Terakhir Tiba, 2.919 Jamaah Haji Jambi
Baca Juga: Dosen Unilak: Viralnya Aura Farming Pacu Jalur Angkat Budaya ke Kancah Internasional