Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi Protes Tuntut Pembebasan Tawanan Kembali Pecah di Tel Aviv

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Keluarga sandera Israel di Gaza memblokir bagian jalan utama Ayalon di ibu kota Israel, Tel Aviv, menuntut kesepakatan pertukaran sandera dengan faksi Palestina. ( Foto: Anadolu)

Tel Aviv, MINA – Protes anti-pemerintah besar-besaran terjadi di Tel Aviv pada Sabtu (11/1) malam, dengan ribuan pemukim menuntut perjanjian pertukaran tahanan segera untuk pembebasan tawanan dari Jalur Gaza.

Demonstrasi diadakan di dekat kompleks pemerintah yang mencakup markas besar kementerian keamanan. Polisi dan layanan darurat hadir, memblokir lalu lintas dan mendirikan penghalang untuk mencegah kerusuhan dan pemblokiran jalan, seperti yang terjadi selama protes sebelumnya. Almayadeen melaporkan.

Awalnya diorganisir oleh gerakan yang menyerukan pemilihan umum lebih awal di Israel, protes tersebut meluas hingga mencakup dukungan bagi keluarga tawanan. Para pengunjuk rasa memajang foto-foto tawanan sambil mendesak pemerintah pendudukan Israel untuk mengakhiri perang guna memfasilitasi pemulangan mereka dengan selamat.

Perusahaan Penyiaran Publik Israel melaporkan bahwa 112 pemukim Israel, termasuk individu yang sebelumnya ditawan dan kerabat dari mereka yang saat ini ditawan, telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung.

Baca Juga: Israel Dilaporkan Setujui Rencana Penarikan Pasukan dari Gaza

Mereka menuduh pemerintah gagal melindungi hak-hak dasar, mengabaikan masalah tawanan di Gaza, dan melanggar hukum-hukum dasar.

Otoritas Penyiaran menyatakan di antara para penggugat adalah Rana Guma, ibu dari pemukim Or dan Yigal Yaakov, yang ditawan dari Nir Oz. Disebutkan pula dalam gugatan tersebut adalah ayah mereka, Yair, yang terbunuh selama penangkapan, dan jasadnya masih ditahan di Gaza.

Dalam sebuah wawancara radio, Goma menyuarakan rasa frustrasinya, dengan menyatakan, “Selama 15 bulan, negara telah mengabaikan tanggung jawabnya terhadap kami, yang merupakan pelanggaran hukum dasar yang jelas.”

Ia juga mengkritik prioritas di Israel, dengan menegaskan masalah tawanan harus menjadi yang terdepan dalam perhatian media dan politik.

Baca Juga: Media Ibrani: Kesepakatan Pertukaran Tahanan Hampir Selesai

“Di negara normal mana pun, masalah ini akan menjadi prioritas pertama,” ujarnya. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Aktivis Israel Tuntut Pembebasan Dokter Palestina yang Ditangkap

Rekomendasi untuk Anda