Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AKSI SOLIDARITAS PALESTINA DI BERBAGAI NEGARA, MAKIN BANYAK NEGARA KUTUK ISRAEL

Redaksi MINA - Selasa, 29 Juli 2014 - 18:41 WIB

Selasa, 29 Juli 2014 - 18:41 WIB

1292 Views

Aksi Solidaritas Palstina di New YorkGaza, 2 Syawal 1435/29 Juli 2014 (MINA) – Aksi-aksi solidaritas terhadap Pelestina dengan turun ke jalan mengadakan demontrasi massal terjadi di Gaza dan di berbagai kota besar di dunia, menuntut Israel mengakhiri serangan brutalnya  di Jalur Gaza.

Sementara itu makin banyak negara mulai dari Afrika, Eropa sampai Amerika Latin, yang mengutuk invasi Israel, beberapa di antaranya menuntut pengusiran Duta Besar Israel atau menarik Duta Besarnya dari Israel, maupun yang menuntut Isreal diajukan ke Mahkamah Internasional.

Tentang unjuk rasa, dalam beberapa hari terakhir menurut MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa,  warga Palestina yang tinggal di wilayah-wilayah pendudukan dan bersejarah Palestina, melancarkan beberapa protes terbesar terhadap pendudukan Israel sejak intifada kedua. Pasukan pendudukan Israel menanggapi dengan peluru tajam, menewaskan sembilan warga Palestina.

Di kota Boston dan Chicago, Amerika Serikat, Kamis lalu ribuan orang  berunjuk rasa   menuntut kebebasan dan keadilan bagi Palestina.

Baca Juga: Oposisi Israel Desak Pemerintahan Tanpa Ekstremis Demi Bebaskan Sandera

Sementara pada Jumat dan juga dikenal sebagai “Al-Quds Day”, ratusan ribu orang melakukan protes di Iran dan di kota-kota di seluruh dunia untuk mengutuk pendudukan Israel yang terus-menerus kepada Palestina.

Hari berikutnya, puluhan ribu orang, termasuk beberapa anggota parlemen, menggelar protes besar untuk Gaza di London. Demonstrasi kecil juga diadakan di seluruh Inggris.

Aksi yang serupa terjadi di kota-kota di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia, Australia dan Amerika Latin.

Dewan Keamanan PBB Senin mengeluarkan rancangan lain dengan pernyataan yang menyerukan gencatan senjata segera, namun tanpa menuntut mengakhiri pengepungan kejam Israel di Gaza. Selain itu, resolusi dipandang sebagai mengikat di bawah hukum internasional.

Baca Juga: Mesir Perkuat Pasukan di Perbatasan Gaza

Sebuah koalisi anggota parlemen  Irlandia menyerukan pengusiran Duta Besar Israel di negara itu, dan meminta pemerintah mengadakan sidang khusus membicarakan serbuan Israel ke Gaza.

Di Afrika Selatan, setelah puluhan ribu warga Afrika Selatan turun ke jalan menuntut diakhirinya serangan Israel pada Palestina di Jalur Gaza, partai yang berkuasa, Partai Kongres Nasional Afrika, menyerukan kepada Duta Besar Israel untuk segera meninggalkan negara itu.

Partai berkuasa itu dalam pernyataannya juga mengungkapkan kemarahan yang amat sangat  pada “Serangan dan pemboman yang tidak beralasan dan tidak dibenarkan terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak, di Gaza oleh pasukan militer Israel” dan menyerukan “Israel untuk segera menghentikan tindakan kriminalitas dengan terang-terangan.”

Pemerintah Argentina mengeluarkan pernyataan mengecam keras agresi Israel di Gaza dan Presiden Evo Morales dari Bolivia menuduh Israel melakukan “kejahatan kemanusiaan dan genosida”.

Baca Juga: Smotrich: Siapa Pun yang Tidak Pergi dari Kota Gaza akan Mati Kelaparan

Sebuah petisi disampaikan pada  Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia buat mempertimbangkan membawa kasus Israel ini ke Mahkamah Internasional.

Presiden Nicolás Maduro dari Venezuela mengeluarkan pernyataan yang mengatakan negaranya dengan yegas serangan militer yang tidak adil, tidak proporsional dan ilegal yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina. Ia menambahkan, serangan itu “melawan hukum internasional dan melawan hak dasar dari menghormati kehidupan dan martabat manusia “.

Pemerintah Ekuador mengeluarkan pernyataan mengecam keras “operasi militer yang tidak proporsional oleh tentara Israel terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza,” dan dilaporkan menarik Duta Bbesar-nya untuk Israel.

Langkah yang sama dilakukan oleh Pemerintah Brasil yang menunjukkan  kemarahan terhadap Zionis dengan memanggil pulang Duta Besar-nya di Israel. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Brasil mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Kami sangat mengutuk penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh Israel di Jalur Gaza, di mana sejumlah besar korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak”

Baca Juga: WHO: 15.600 Pasien di Gaza Butuh Penanganan Medis Mendesak

Selain itu, Pemerintah Uruguay, Kuba dan El Salvador juga mengeluarkan pernyataan mengutuk agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Rabu memulai penyelidikan potensi pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel, termasuk kejahatan perang, selama serangan di Jalur Gaza. Semua negara anggota dewan dari Amerika Latin memilih diadakannya penyelidikan, sedangkan semua negara anggota Eropa abstain dari pemungutan suara dan AS satu-satunya negara memilih tidak melakukan apa-apa.

Sementara itu, invasi Israel di Jalur Gaza terus berlanjut. Selama tiga minggu terakhir, Israel telah melancarkan kampanye militer tanpa henti terhadap rakyat Palestina sudah terkepung di Jalur Gaza. Sampai saat ini, jumlah korban manusia akibat agresi Zionis Israel hingga hari ke 21 adalah sejumlah 1.032 wafat dan 6.233 orang luka-luka.

Setidaknya telah menghancurkan 116 fasilitas pendidikan, 139 tempat pelayanan umum dan 59 masjid. Zionis juga memborbardir rumah beserta penghuninya. Sebanyak 24 anggota keluarga Abu Jami’, 20 anggota keluarga An-Najjar, 18 keluarga Al-Batsy, 14 anggota Al-Ashthal, 8 anggota dari keluarga Al-Haj dan 6 anggota dari keluarga Hamad. Mereka syahid bersama dengan runtuhnya rumah mereka.

Baca Juga: Serangan Pejuang Tewaskan Tentara Penjajah Israel di Khan Yunis

Koresponden MINA juga melaporkan kebrutalan Israel telah membunuh lebih dari 200 anak-anak dari jumlah keseluruhan, termasuk diantaranya menembak anak berumur 5 tahun meggunakan sniper tepat di kepalanya serta merudal bocah yang sedang bermain bola di pantai.

Pasukan Israel menghancurkan pula pembangkit listrik yang berdampak pada pemadaman listrik selama 20 jam perhari dan terganggunya operasional rumah sakit-rumah sakit.

Zionis Israel juga banyak melakukan serangan dari rumah ke rumah penduduk serta melarang tim medis untuk masuk dan mengevakuasi para korban luka juga membiarkan mereka kehabisan darah.

Selain itu, ribuan rumah telah rusak atau hancur, serta beberapa rumah sakit Gaza dan infrastruktur penting lainnya, meninggalkan populasi dalam krisis kemanusiaan.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Gaza per 23 Agustus 2025 Capai 62.622 Jiwa

Sementara korban tewas dari Israel lebih dari 100 tentara. Sampai sekarang, upaya internasional untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk rakyat Palestina yang menderita di Gaza gagal karena pihak berwenang Mesir menolak untuk membuka Perbatasan Rafah, menegakkan pengepungan Israel meskipun krisis kemanusiaan saat ini berlangsung di Jalur Gaza.(T/P08/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: 12 Warga Gaza Syahid oleh Serangan Zionis di Khan Younis

Rekomendasi untuk Anda