Jakarta, MINA – Sejumlah Aktivis 98 memajang 2.000 tengkorak dan sekitar 1.000 nisan kuburan sebagai simbol pelanggaran Hak Asasi Manusia di era Orde Baru yang belum tuntas hingga kini. Aksi tersebut dilakukan dalam peringatan 26 tahun Reformasi.
Peringatan 26 tahun Reformasi itu dilaksanakan di Markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Jl. Diponegoro No.72 Menteng Jakarta Pusat, Selasa (21/5).
Salah satu aktivis 98, Mustar Bona Ventura menyebutkan instalasi dipajangkan itu hanya bagian kecil dari gambaran kejamnya Order Baru.
Ia menyampaikan, pihaknya bakal mengadakan peringatan ini selama tiga hari dan melakukan roadshow ke sejumlah kampus di Jawa, Sumatera, hingga Bali.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
“Nah ini ada tengkorak, ada Marsinah, ada Wiji Tukul, ada teman-teman tragedi Tri Sakti, tragedi Semanggi dan lain sebagainya, ada teman-teman media, Udin Bernas, ada korban pembredelan Tempo dan lain sebagainya,” ujarnya.
Mustar berharap di 26 tahun Reformasi ini anak-anak muda lebih tahu sejarah Orde Baru, mulai dari penembakan misterius yang menelan ribuan korban hingga pemerkosaan massal.
“Nah ini yang kemudian kita refleksikan hari ini diperingatan 26 tahun Reformasi, kira-kira seperti itu, nah untuk simbol teman-teman hari ini dari kita akan mungkin memberikan,” katanya.
Berdasarkan pantauan berbagai media di lokasi, mahasiswa, pejabat negara, media, dosen, fotografer, dan pembuat konten sosmed begitu antusias melihat penampakan pertujukan 2.000 tengkorak dan 1.000-an kuburan di berjejer di halaman markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Mereka juga terlihat memperhatikan satu persatu instalasi kuburan yang terbuat dari papan triplek. Di setiap instalasi kuburan itu juga terdapat sejumlah nama korban pelanggaran HAM, di antaranya Munir, Widji Thukul, Marsinah hingga Udin Bernas.
Taburan bunga juga menghiasi instalasi kuburan yang ada di sana. Sebuah bendera merah putih dengan warna sudah mulai pudat terpampang di atas tumpukan instalasi tengkorak.
Aroma dupa pun tercium menyengat di lokasi acara. Hal ini menambah suasana muram kasus pelanggaran HAM yang tak kunjung terselesaikan hingga saat ini.
Di bagian panggung, terdapat seruang peringatan 26 tahun reformasi ‘Kami Masih Akan Terus Melawan’.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Koordinator Perhimpunan Aktivis 98 Fauzan Luthsa mengatakan, aksi ini digelar bukan hanya sebagai peringatan reformasi, tetapi mengingatkan bahwa para aktivis dan korban pelanggaran HAM masih ada dan terus melawan.
Apalagi, dia juga menyoroti kondisi demokrasi saat ini yang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
“Kami menganggap hal ini harus terus dilanjutkan agar pemerintahan saat ini atau pemerintah nanti tidak akan mencoba memutar balikan sejarah,” ucap Fauzan Luthsa.
Sebagai informasi, pertunjukan 2.000 tengkorak dan 1.000-an kuburan akan digelar selama 3 hari mulai 21-23 Mei 2024. Nantinya, akan ada diskusi bersama para aktivis, penggiat HAM hingga korban pelanggaran HAM.[]
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Mi’raj News Agency (MINA)