Istanbul, MINA – Penulis dan aktivis Amerika Serikat (AS) Medea Benjamin, yang juga seorang tokoh terkemuka dalam armada Freedom Flotilla Coalition (FFC), meminta bantuan dalam melobi Amerika Serikat untuk menghentikan tekanan apa pun terhadap perjalanan armada tersebut.
“AS memberikan tekanan besar kepada Turki untuk mencegah kami berlayar ke Gaza dengan membawa makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan. Tapi kami tidak akan tergoyahkan,” kata Benjamin, Middle East Monitor melaporkannya, Kamis (25/4).
Benjamin juga menulis dalam sebuah artikel, hasil terbaik dari situasi ini adalah kapal-kapal tersebut “akan mencapai Gaza dan menyelesaikan misi kami”, namun skenario lain yang mungkin terjadi adalah “pemerintah Turki mungkin menyerah pada tekanan dari Israel, Amerika Serikat dan Jerman, dan mencegah kapal-kapal tersebut meninggalkan Istanbul.”
“Meskipun kapal-kapal masih berlabuh di Istanbul, kami khawatir bahwa Presiden Turki Erdogan, yang baru-baru ini mengalami pukulan telak dalam pemilu lokal, rentan terhadap ancaman ekonomi apa pun yang mungkin dilakukan oleh negara-negara Barat,” ujarnya.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Dia mengatakan skenario lain yang mungkin terjadi adalah “kapal-kapal berlayar tetapi Israel secara ilegal membajak kami di perairan internasional, menyita kapal dan perbekalan kami, menangkap dan memenjarakan kami dan akhirnya mendeportasi kami.”
“Koalisi Armada Freedom Flotilla sedang memasuki situasi yang sulit dan belum dipetakan,” Benjamin menyimpulkan dengan menyerukan negara-negara di seluruh dunia untuk menekan Israel agar mengizinkan ‘perjalanan bebas dan aman’ ke Gaza. Di AS, kami meminta bantuan dari Kongres, namun karena baru saja menyetujui tambahan dana sebesar USD 26 miliar untuk Israel, diragukan bahwa kami dapat mengandalkan dukungan mereka.”
Kapal Freedom Flotilla yang membawa bantuan mendesak untuk menyelamatkan nyawa ke Gaza dan dalam upaya menembus blokade Israel di wilayah tersebut dilaporkan tertunda untuk berangkat.
Armada tersebut saat ini terdiri dari tiga kapal yang memuat sekitar 5.500 ton makanan dan persediaan penting lainnya, dijadwalkan berangkat dari pelabuhan Turki Tuzla dekat Istanbul dalam beberapa hari terakhir, dengan tim internasional menunggu persetujuan akhir dari pemerintah Turki untuk meluncurkan armada tersebut.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Keberangkatan Kapal Freedom Flotillah telah dua kali ditunda, yang semula dijadwalkan tanggal 14 April, diundur hingga 21 April dan kemudian diundur lagi hingga 24 April.
Dalam misi ini, beberapa lembaga kemanusiaan dari Indonesia yaitu Working Group (AWG), Maemuna Center (Mae-C) dan Taqwa Squad ikut mengirimkan delegasinya. (T/R7/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara