Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis GSF Greta Thunberg Alami Perlakuan Kasar Usai Ditangkap Zionis Israel

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

0 Views

Aktivis Greta Thunberg. (Politico)

Tel Aviv, MINA Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, dilaporkan mengalami perlakuan keras setelah ditangkap dari salah satu kapal Global Sumud Flotilla yang berlayar menuju Jalur Gaza. Ia bahkan disebut dipaksa memegang bendera Israel saat difoto dalam tahanan.

Laporan tersebut terungkap dari korespondensi diplomatik Swedia yang dikutip Anadolu Agency, Ahad (5/10). Dalam sebuah email, pejabat Kementerian Luar Negeri Swedia yang menemui Thunberg di penjara menyampaikan kondisi aktivis itu dalam keadaan kekurangan makanan dan air.

“Seorang tahanan lain mengatakan kepada kedutaan bahwa mereka melihat Greta dipaksa memegang bendera Israel saat difoto. Greta sendiri bertanya-tanya apakah foto-foto itu telah disebarkan,” demikian isi korespondensi tersebut.

Thunberg termasuk di antara 437 aktivis, anggota parlemen, dan pengacara yang ditahan setelah pasukan Israel menyerang kapal Global Sumud Flotilla pada Kamis lalu. Ia melaporkan kepada otoritas Swedia bahwa dirinya ditempatkan di sel yang dipenuhi kutu kasur, serta hanya diberi sedikit air dan makanan.

Baca Juga: Zionis Israel Terus Serang Gaza di Tengah Upaya Gencatan Senjata

“Kedutaan telah berhasil bertemu dengan Greta,” bunyi email itu. “Ia mengalami dehidrasi, ruam akibat gigitan kutu, serta menceritakan dipaksa duduk lama di permukaan keras.”

Sejumlah aktivis lain turut menguatkan laporan tersebut. Aktivis asal Turki, Ersin Celik, menuturkan bahwa pasukan Israel menyeret Thunberg dari rambutnya, memukul, hingga memaksanya mencium bendera Israel. Sementara jurnalis Italia Lorenzo D’Agostino menyebut Thunberg “dibungkus dengan bendera Israel dan dipertontonkan seperti trofi.”

Koalisi Freedom Flotilla, jaringan organisasi masyarakat sipil internasional, telah berulang kali berupaya menembus blokade Gaza sejak 2010 untuk menyoroti krisis kemanusiaan di wilayah itu. Namun, Israel kembali menyita kapal Global Sumud Flotilla dan menahan ratusan aktivis dari lebih 50 negara.

Menurut pengacara dari LSM Adalah, para tahanan tidak diberi makanan, air, maupun akses hukum segera, yang dinilai sebagai pelanggaran atas hak-hak dasar mereka.

Baca Juga: Trump: Ketika Hamas Mengonfirmasi, Gencatan Senjata Gaza Segera Efektif

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bahkan menyebut para aktivis sebagai “teroris” saat mengunjungi pelabuhan Ashdod, tempat para tahanan ditahan.

Global Sumud Flotilla sendiri berupaya mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, sekaligus menentang blokade ilegal Israel atas wilayah yang telah berlangsung lebih dari 17 tahun. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Klub Sepak Bola Spanyol Athletico Bilbao Beri Penghormatan kepada Palestina Jelang Laga Kandang

Rekomendasi untuk Anda