Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AKTIVIS GURU: TUGAS GURU BUKAN HANYA PENDIDIK TAPI JUGA AKTIVIS

Redaksi MINA - Ahad, 22 Maret 2015 - 23:56 WIB

Ahad, 22 Maret 2015 - 23:56 WIB

462 Views

Direktur Teacher Workhing Group (TWG) Santi Ayuningtias (Potho: Fauziah/MINA)
Direktur Teacher Workhing Group (TWG) Santi Ayuningtias (Potho: Fauziah/MINA)

Direktur Teacher Workhing Group (TWG) Santi Ayuningtias (Potho: Fauziah/MINA)

Jakarta, 2 Jumadil Akhir 1436/22 Maret 2015 (MINA) – Banyak guru yang belum memahami tugas dan dan kewajiban seorang guru, misal seorang guru tidak hanya harus memiliki peran pendidik tetapi juga aktivis.

“Peran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai aktivis yang berguna bagi masyarakat,” kata Direktur Teacher Working Group (TWG), Shanti Hayuningtyas kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (22/3).

Dia mengatakan, guru tidak hanya berperan dalam proses belajar-mengajar di sebuah kelas, namun lebih luas dan mulia.

Tias yang juga menjadi guru SD sejak tahun 90-an menjelaskan, maksud menjadi aktivis adalah seorang guru juga dituntut membina masyarakat.

Baca Juga: Kebumen Raih Penghargaan Mandaya Awards 2025

“Misal pembinaan masyarakat yang dimaksud adalah jika kita melihat penyimpangan di depan kita, melihat remaja pacaran, kita harus on the spot menegurnya,” tegasnya.

Menurut ibu tiga anak ini, guru tidak bisa sendiri dalam melakukan pembinaan dan perubahan penyimpangan di luar sekolah dan butuh trik-trik tertentu.

“Kita harus mencari mitra yang memiliki visi yang sama agar memiliki keberanian dalam menjalankan kegiatan tertentu yang melibatkan masyarakat,” jelasnya.

Guru yang mengajar sejak 1999 itu menegaskan, sebagai guru dan semua orang memiliki kewajiban untuk menghentikan kerusakan yang ada di sekitar kita.

Baca Juga: Beasiswa Pemuda Tangguh Akan Diperluas, Target 24 Ribu Anak Surabaya Kuliah Tahun 2026

Malaysia, katanya, sudah berhasil melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk menuju kepada kebaikan bersama.

Tiga Fenomena Guru

Dalam kesempatan yang sama, Tias mengatakan ada beberapa fenomena guru yang bertebaran dalam masyarakat.

Pertama, guru sadar. Maksudnya adalah guru yang mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai seorang pembimbing dan pengajar di sekolah dan di masyarakat.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,6 Guncang Sarmi Papua.

Kedua, guru bayar. Artinya adalah guru yang melakukan tugas dan kewajibannya hanya mengharapkan bayaran.

“Dia melakukan segala sesuatu berdasarkan uang, ada gaji dia akan bekerja. Dan kerjanya juga spadan dengan apa yang menjadi tugasnya, jika ada tugas tambahan mereka akan mengharap imbalan,” jelasnya.

Ketiga, guru nyasar. Maknanya adalah guru yang mengajar sebagai pelarian, karena tidak memiliki pilihan.

“Biasanya guru seperti ini, terlihat ketika dia mengajar setengah hati, sering terlambat, tidak memahami siswa dan masih banyak lagi,” tambahnya.(L/P004/P006/R05)

Baca Juga: Validasi Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Makassar Rampung, Siap Uji Publik

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tujuh Bencana Baru Indonesia, BNPB Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem

Rekomendasi untuk Anda