
Aktivis Perempuan
Mesir Dipenjara (Foto : Press Tv)" width="300" height="169" /> Aktivis Perempuan Mesir Dipenjara (Foto : Press Tv)Kairo, 14 Sya’ban 1436/1 Juni 2015 (MINA) – Pengadilan Tinggi Mesir telah menghukum penjara seorang aktivis hak asasi manusia perempuan dan pengacara selama 15 bulan karena menganiaya petugas polisi pada 2013, kata seorang pejabat pengadilan.
Vonnis Pengadilan Tinggi di kota pesisir Alexandria itu atas Mahienour el-Massry, aktivis 29 tahun, adalah lebih ringan dari tuntutan semula selama dua tahun (24 bulan) penjara, seperti dilaporan Press Tv diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Senin.
Pengadilan juga menghukum wartawan Youssef Shabhan dan penyair Loay al-Qhwagy untuk 15 bulan penjara masing-masing dalam kasus yang sama, laporan Harian Mesir al-Ahram.
Ketiga terdakwa didakwa menyerbu sebuah kantor polisi di Alexandria pada 2013 dan menyerang petugas di sana.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
Pengadilan itu melarang para aktivis dan media meliput persidangan tiga aktivis ini.
Aktivis wanita, El-Masry, peraih Ludovic Trarieux Internasional Hak Asasi Manusia Prize tahun 2014, dibebaskan dari penjara September lalu setelah menjalani hukuman empat bulan penjara dalam kasus lain yaotu melancarkan aksi menentang pemerintagan Sisi yang dinilainya tidak sah karena mengkudeta Mursi yang terpilih secara demokratis.
Sementara itu Kepala Dewan Nasional Mesir untuk Hak Asasi Manusia, Muhammad Fayeq mengatakan, sedikitnya 2.600 orang telah tewas dalam kekerasan yang menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi, pada 2013.
Fayeq juga mengkritik pemerintah atas penahanan tersangka dalam jangka waktu yang panjang, sambil menunggu pengajuan tuduhan formal, sebagai “hukuman untuk kejahatan yang tidak dilakukan.” oleh yang bersangkutan. (T/P002/P2)
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin