AKTIVIS HAM SAMBUT KEPUTUSAN SODASTREAM HENTIKAN PABRIK DI PERMUKIMAN ILEGAL ISRAEL

Logo .(Foto: EndOccupation.org)
Logo Kampanye Amerika Serikat (AS) untuk Akhiri Pendudukan .(Foto: EndOccupation.org)

Washington DC, 13 Muharram 1435/6 November 2014 (MINA) – Para aktivis HAM menyambut keputusan SodaStream untuk merelokasi pabriknya yang saat ini berbasis di sebuah ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Rama Kudaimi, Koordinator Kampanye Amerika Serikat (AS) untuk Akhiri Pendudukan Israel, sebuah koalisi nasional terdiri lebih dari 400 kelompok menyatakan telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa dalam upaya kampanye , penghentian saham, dan sanksi (Boycott, Divestment and Sanction-BDS) tahun ini untuk menekan Israel mengakhiri pengingkaran atas hak-hak rakyat Palestina.

“Berita hari ini adalah tanda terbaru bahwa kampanye global BDS mempunyai dampak pada perubahan perilaku perusahaan yang mendapat keuntungan dari pendudukan Israel dan apartheid,” kata Rama Kudaimi sebagaimana pernyataan resminya yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

SodaStream, yang memproduksi perangkat industri minuman berkarbonasi telah menjadi target dari kampanye boikot seluruh dunia karena lokasi tempat produksi utamanya di Zona Industri ‘Mishor Adumim’ dan menyembunyikan fakta bahwa produk-produknya yang diproduksi di permukiman Ilegal itu dengan menggunakan label “Made in Israel”.

Perusahaan juga didirikan untuk mengeksploitasi tanah, sumber daya, dan tenaga kerja Palestina, membayar pekerja Palestina yang jauh lebih sedikit daripada pekerja dari permukiman ilegal Israel.

Pada Juli lalu, perusahaan telah memecat sejumlah 60 pekerja Palestina akibat sengketa makanan saat Ramadhan.

SodaStream mempekerjakan lebih dari 2.000 karyawan. Selain di Tepi Barat, Ia memiliki anak perusahaan di lebih dari 20 lokasi di Australia, China, Jerman dan Afrika Selatan.

Di tepi Barat sendiri, mereka mempekerjakan 500 warga Palestina, 450 warga Palestina berkewarganegaraan Israel dan 350 orang Yahudi Israel.

Pabrik SodaStream di permukiman ilegal Israel telah menjadi penyebab banyak kontroversi bagi perusahaan. Pada awal 2014, SodaStream mengumumkan telah menyewa bintang Hollywood Scarlett Johansson sebagai juru bicara-nya.

Setelah kampanye internasional mendesak Oxfam International untuk mengakhiri hubungannya dengan Johansson untuk mendukung SodaStream, sang aktris akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perannya sebagai Duta Global Oxfam.

Pada Agustus 2014 lalu, Manajemen Dana Soros menghentikan sahamnya di perusahaan SodaStream senilai 24,3 juta Dolar AS.

Managemen perusahaan SodaStream milik Israel mengatakan, Selasa lalu, pihaknya akan segera menutup pabrik yang menjadi kontroversi di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat.

“SodaStream telah terdaftar di bursa saham New York sejak tahun 2010. Pabrik lainnya di Israel yang bergerak di bidang yang sama juga akan tutup,” kata managemen Soda Stream, seperti dilaporkan Ma’an News Agency.

Sejak awal tahun, saham SodaStream itu telah dipilih menjatuhkan harga saham. Setelah mencapai harga tinggi senilai 64 Dolar AS per saham pada Oktober 2013, saham kemudian jatuh hingga sekitar 20 Dolar AS per saham pada bulan ini.

SodaStream memperkirakan pendapatan kuartal ketiga akan mencapai senilai 125 juta Dolar AS, turun hampir 14 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.

“Kasus SodaStream harus memberikan teladan bagi semua perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran Israel atas hukum internasional dan hak asasi manusia. Masyarakat di seluruh dunia tidak lagi menerima bisnis seperti biasa dan kampanye BDS akan terus sampai ada kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi warga Palestina,” ujar Kudaimi.

Meskipun keputusan itu, SodaStream akan tetap menjadi target upaya boikot. Pabrik Lehavim barunya dekat Rahat, sebuah kota yang direncanakan berada di gurun Negev di mana warga Badui Palestina sedang diusir dari kampungnya bertentangan dengan keinginan mereka, sehingga masih melibatkan perusahaan dalam kebijakan perpindahan Israel.(T/R05/R04)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0