Washington DC, 17 Safar 1436/10 Desember 2014 (MINA) – Aktifis pendukung HAM internasional melakukan aksi demo dan mengatakan intelijen Amerika Serikat, CIA harus dituntut di pengadilan atas penyiksaan di penjara Guantanamo terhadap tersangka teroris.
Selasa lalu, AS resmi merilis dokumen penyiksaan oleh CIA pada tahun 2001-2007 terhadap para tahanan di Guantanamo, memberikan bukti baru yang cukup untuk membuka kembali investigasi kriminal.
Laporan dirilis setelah penyelidikan kongres tiga tahun, meringkas data rahasia CIA yang menjelaskan pengobatan 119 orang yang ditangkap oleh AS dan mengalami “peningkatan interogasi” oleh pemerintahan George W Bush setelah serangan 11 September 2001, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Jaksa Agung harus menunjuk jaksa independen untuk melakukan investigasi menyeluruh yang berlangsung dari pejabat Gedung Putih yang memerintahkan kegiatan ini hingga orang-orang di lapangan yang melakukan perintah mereka,” kata Chris Anders, penasihat legislatif senior untuk organisasi Serikat Hak Sipil Amerika.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Laporan ini mengungkap metode CIA yang sangat brutal. Program interogasi CIA diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS sejak 2009, di mana Komite Senat memulai penyelidikan, tetapi tidak ada tuduhan yang diajukan terhadap mereka.
Peneliti Senat menyimpulkan, agen CIA menggunakan teknik interogasi paksa yang belum disetujui oleh Departemen Kehakiman atau disahkan oleh kantor pusat. Selanjutnya, para pejabat CIA secara aktif berusaha membuat laporan palsu kepada Kongres, Gedung Putih, DOJ dan inspektur jenderal. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan