Jakarta, 5 Syawwal 1434/12 Agustus 2013 (MINA) – Momentum Hari Raya Idul Fitri sarat makna yang mendalam. Bukan hanya sebatas pada makna individu. Tetapi jauh lebih luas, yakni makna persaudaraan, persatuan, dan perdamaian Islam dan dunia.
Berikut pandangan beberapa tokoh Islam di Indonesia dari kalangan ormas, lembaga kemanusiaan, dan media berbicara mengenai hal tersebut, saat diwawancarai wartawan Mi’raj News Agency (MINA) :
Prof. Dr. K.H. Maman Abdurrahman, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) :
Idul Fitri momentum menghentikan segala konflik di dunia Islam. Perang saudara di berbagai negeri muslim, malu dilihat orang lain.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Kembali kepada fitrah orisinalitas manusia, tauhidullah dan ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan dunia Islam.
Ustadz Agus Priyono,M.S., Waliyyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek :
Masa depan tegaknya Islam di dunia bagaimanapun tetap di tangan muslimin dengan idzin Allah. Peningkatan kesadaran terhadap Islam, alhamdulillah terlihat semakin baik. Termasuk di negara-negara barat.
Tausiyah Idul Fitri, insya Alah mengingatkan kaum muslimin untuk terus konsisten mengamalkan Islam dari ancaman musuh-musuh Islam.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
dr. Joserizal Jurnalis,Sp.OT, Akivis Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) :
Hari Raya Idul Fitri merupakan manifestasi kemenangan kaum muslimin melawan hawa nafsu, dan bukti kejujuran kita kepada Alah Subhanahu wa Ta’ala.
Seharusnya kita bergembira pada hari yang fitri ini. Tetapi kita terhenyak dengan adanya saudara-saudara kita seiman dan umat manusia umumnya yang menderita karena adu domba oleh sekelompok manusia yang menginginkan adanya konflik terus-menerus, supaya mereka bisa menguasai sumber-sumber energi dunia.
Mereka memperalat negara-negara kawasan Arab sambil mengambil keuntungan pribadi dan kelompok. Bagaimanapun korbannya adalah kaum muslimin.
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina
Hanya kesadaran kaum muslimin dan umat manusia yang dapat melawan itu semua dengan izin Allah, penguasa alam semesta.
Muhammad Anthoni, Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) :
Umat Islam awal abad 15 hijriyah di dunia saat ini masih menghadapi tantangan cukup berat. Padahal inilah abad dicanangkannya era kebangkitan dunia Islam.
Perlu usaha-usaha keras dan cerdas untuk menghadapi tantangan tersebut. Ada beberapa konflik internal masih berkecamuk di beberapa negeri mayoritas berpenduduk muslim. Terutama adanya perubahan geopolitik di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
Hal ini jangan sampai mengalihkan perhatian perjuangan umat Islam terhadap saudara-saudara kita di Palestina pada umumnya. Lebih khusus lagi terhadap mereka yang terblokade di Jalur Gaza.
Organsiasi Kerjasama Islam (OKI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pro-Palestina untuk terus menggalang usaha-usaha memperjuangkan Palestina yang masih terjajah Israel.
Para tokoh pergerakan kemerdekaan Palestina baik yang berada di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza agar semakin solid bersatu memperjuangkan Palestina merdeka. (L/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air