Aktivis Israel: Tidak Ada Kebebasan Berpendapat Soal Palestina di Eropa

Adana, MINA – Aktivis Israel Zohar Chamberlain Regev mengatakan, penindasan terhadap pemrotes dukungan untuk rakyat Palestina ditengah serangan mematikan Israel adalah ancaman hak asasi manusia di seluruh Eropa.

“Saya tinggal di Frankfurt, dan kami secara konsisten dilarang mengenakan keffiyeh (sorban Palestina), membawa bendera Palestina, berdemonstrasi di jalan-jalan, bahkan hanya duduk diam dengan menyalakan lilin untuk orang-orang yang dibantai di Gaza. Kami telah dibubarkan oleh polisi dengan meriam air,” kata Regev kepada Anadolu Agency di kota Adana, Turki selatan, Rabu (8/11).

“Saya pikir sama sekali tidak ada kebebasan berpendapat jika menyangkut Palestina. Dan saya pikir ini merupakan ancaman terhadap hak asasi manusia di seluruh Eropa,” tambahnya.

Regav termasuk di antara banyak orang yang berkumpul di depan Pangkalan Udara Incirlik pada akhir pekan sebagai bagian dari “Konvoi Kebebasan untuk Palestina,” yang diselenggarakan oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) Türkiye.

Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza

Regev merupakan anggota komite pengarah Armada Kebebasan Gaza selama bertahun-tahun, adalah pemimpin kapal Al-Awda, salah satu dari beberapa kapal armada tersebut yang dibajak di perairan internasional oleh angkatan laut Israel pada musim panas 2018.

Dia dan rekan-rekan aktivisnya berkumpul di Istanbul untuk menyusun strategi bagaimana menentang blokade hukum dan kemanusiaan, khususnya mengingat keadaan yang mengerikan di Jalur Gaza, di mana serangan Israel kini telah menewaskan lebih dari 10.500 orang.

Menurut angka dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, jumlah korban tewas saat ini mencakup lebih dari 4.300 anak-anak dan 2.800 perempuan, serta lebih 26.000 orang lainnya terluka.

Regav mengatakan kegagalan menegakkan gencatan senjata untuk menghentikan serangan mematikan Israel di Jalur Gaza adalah aib global, dan negara-negara seperti AS dan Inggris memasok senjata ke Israel pada dasarnya semakin memperpanjang krisis kemanusiaan.

Baca Juga: AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme

“Saya pikir kami ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Palestina pada umumnya dan masyarakat Gaza pada khususnya bahwa kami tidak melupakan mereka, bahkan ketika tidak ada koneksi internet, ketika mereka benar-benar terisolasi,” kata Regev.

“Kami ingat bahwa mereka membutuhkan dunia untuk memperhatikan mereka dan melakukan sesuatu yang menentang apa yang telah dilakukan,” tambahnya.(T/R5/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel