Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Israel Tuntut Pembebasan Dokter Palestina yang Ditangkap

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

1 Views

Sekelompok aktivis berkumpul di depan penjara Sde Teiman di gurun Negev dekat Jalur Gaza, menuntut pembebasan warga Palestina yang ditangkap oleh pasukan Israel di Gaza dan pembebasan warga Palestina yang ditangkap tanpa dakwaan, di Gurun Negev, Israel pada 10 Januari 2025. [Foto: Anadolu Agency]

Tel Aviv, MINA – Aktivis Israel berdemonstrasi untuk menuntut pembebasan dokter Palestina sekaligus Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya yang ditangkap oleh tentara penjajah Zionis Israel di Jalur Gaza pada dua pekan lalu dan masih terus dihilangkan secara paksa.

Menurut koresponden Anadolu Agency, demonstrasi tersebut terjadi di depan penjara Sde Teiman yang terkenal kejam di wilayah pendudukan Israel bagian selatan.

Aksi itu diselenggarakan oleh gerakan Standing Together, yang terdiri dari aktivis Israel yang mendukung perdamaian, kesetaraan, dan keadilan sosial pada Jumat (10/1).

Pada tanggal 27 Desember, tentara penjajah Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, membakarnya, dan menghentikannya beroperasi.

Baca Juga: Rumah Sakit Kehabisan Bahan Bakar, Pasien Gaza Terancam

Tentara Zionis menangkap lebih dari 350 orang di dalam rumah sakit, termasuk direktur rumah sakit, Abu Safiya.

Pada awalnya, tentara Zionis Israel membantah telah menangkap Abu Safiya lalu kemudian mengakuinya.

Akan tetapi mereka terus menyembunyikan informasi apa pun tentang tempat penahanannya, yang menyebabkannya mengalami penghilangan paksa.

Organisasi hak asasi manusia Palestina dan Israel percaya bahwa Zionis Israel menahan Abu Safiya di kamp penahanan Sde Teiman.

Baca Juga: Laporan Euro Med: Israel Lakukan Kekerasan Seksual Massal di Gaza

Sde Teiman terletak di dalam pangkalan militer di gurun Negev dan didirikan oleh tentara penjajah Israel setelah melancarkan perang genosida di Gaza pada Oktober 2023. Banyak dari mereka yang ditangkap di Jalur Gaza dipindahkan ke sana, termasuk anak-anak, pemuda, dan orang tua.

Laporan media dan hak asasi manusia menyatakan bahwa tentara penjajah Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan terhadap tahanan di pusat penahanan itu, menjadikan mereka sasaran berbagai bentuk penyiksaan dan penghinaan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Brigade Qassam: Sebagian Besar Sandera di Gaza Utara Tewas

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Dunia Islam
Kolom